Sangat
menarik menonton film Paper Year.
Film ini terbilang sangat sederhana, mungkin lantaran durasi waktunya yang
cukup singkat. Akan tetapi, alur cerita dan pesan yang hendak disampaikannya
sangat penting bagi kaum muda yang hendak meniti hidup berumah-tangga.
Film
Paper Year diawali dari dua sejoli
yang baru keluar dari kantor urusan pernikahan (KUP). Mereka baru menikah.
Ditampilkan situasi romantis kedua sejoli ini, mulai dari pintu keluar KUP hingga
di rumah. Ada kesan bahwa romantisme inilah yang mendasari mereka berdua
menikah. Hal ini terlihat pada dialog yang terjadi di rumah orangtua pihak
wanita. Sang ibu mempertanyakan kesiapan ekonomi rumah tangga mereka, namun
tanggapi santai saja. Romantisme menutup hati dan budi terhadap semua persoalan
yang bakal dihadapi.
Padahal
ekonomi juga yang kemudian menjadi salah satu persoalan kehidupan rumah tangga
mereka. Dari ekonomi merambat ke masalah komunikasi, relasi dan kepercayaan
hingga akhirnya muncul perselingkuhan. Persoalan demi persoalan mulai
memudarkan romantisme yang ada di awal kehidupan mereka. Hingga akhirnya,
perpisahanlah yang mereka ambil sebagai keputusannya.
Demikianalh
gambaran singkat film Paper Year.
Lebih lanjut mengenai film ini silahkan tonton di sini. Dapat dikatakan bahwa film ini hendak menasehati kita,
khususnya mereka yang akan dan mau menikah:
1. Indahnya
hidup pacaran tidak bisa dijadikan jaminan bagi indahkan hidup berumah tangga.
Dengan kata lain, romantisme masa pacaran tidak berkorelasi dengan kehidupan
rumah tangga. Karena itu, jangan buru-buru memutuskan untuk segera menikah
ketika merasakan indahnya saat pacaran.
2. Berumah
tangga itu membutuhkan persiapan, seperti ekonomi, mental, fisik, dan saling
kenal satu sama lain. Cinta saja tidak cukup. Berkeluarga itu adalah komitmen
seumur hidup. Karena itu, dibutuhkan fondasi yang benar-benar kokoh.
3. Pihak
keluarga besar, dalam hal ini orangtua, perlu dilibatkan. Orangtua adalah orang
yang lebih dahulu mengalami apa yang hendak kita alami, sekalipun tak bisa
dipungkiri adanya perbedaan masa dan tuntutan. Akan tetapi, tidaklah salah jika
kita mendengarkan apa yang dikatakan mereka terkait dengan apa yang pernah
mereka alami. Mungkin itu bisa membantu.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar