Keracunan
makanan umumnya terjadi jika merasa mual atau diare setelah mengonsumsi sesuatu.
Makanan atau minuman penyebab keracunan mengandung bakteri, virus atau parasit
yang dapat mengeluarkan racun. Namun saat keracunan makanan terjadi, kita perlu
memperhatikan beberapa langkah pertolongan pertamanya, agar gangguan ini tidak
bertambah parah.
Waktu
munculnya gejala keracunan makanan sangat beragam, mulai dari satu jam hingga
28 hari setelah makanan tersebut dikonsumsi. Selain mual dan diare, gejala lain
adalah kram perut, tidak nafsu makan, sedikit demam, lemas dan pusing. Kondisi lain
yang perlu diwaspadai agar keracunan tidak bertambah parah seperti diare tidak
kunjung berhenti setelah tiga hari, demam tinggi lebih dari 38,6 derajat celsius,
sulit bicara atau melihat, mengalami gejala dehidrasi parah mulut kering, buang
air kecil sedikit dan sulit menelan cairan serta urine berdarah.
Jika
mengalami hal tersebut, segera periksa ke dokter. Saat terjadi keracunan
makanan, ada dua hal yang harus kita lakukan, yaitu mengontrol rasa mual dan
muntah, serta menjaga agar tubuh tidak dehidrasi.
1. Cara mengontrol rasa mual dan muntah
Untuk
mengontrol rasa mual dan muntah, berikut ini langkah yang dapat kita lakukan:
·
Jangan mengonsumsi makanan padat hingga
muntah berhenti. Saat masih sering muntah sebaiknya kita konsumsi makanan
ringan yang tawar, seperti roti, pisang atau nasi.
·
Usahakan tetap minum, untuk membantu
meredakan muntah
·
Jangan konsumsi gorengan, makanan yang
berlemak, pedas atau manis
·
Jangan langsung mengonsumsi obat antimual
atau obat diare tanpa berkonsultasi ke dokter, sebab beberapa jenis obat dapat
membuat diare justru semakin parah.
2.
Cara
mencegah dehidrasi saat keracunan makanan
Saat
mengalami keracunan makanan, kita beresiko tinggi terkena dehidrasi akibat
muntah dan diare yang terjadi. Karena itu, untuk mencegahnya konsumsi air putih
secara perlahan. Minum dalam jumlah sedikit dahulu, lalu tingkatkan jumlah
konsumsi secara perlahan-lahan. Jika muntah-muntah dan diare masih terjadi
setelah 24 jam, konsumsilah minuman penambah dan pengganti cairan tubuh yang
hilang.
Setelah
melakukan pertolongan pertama pada keracunan makanan, sebaiknya kita
memeriksakan diri ke dokter. Untuk mengatasi kondisi ini, dokter biasanya akan
memberikan perawatan berupa:
a.
Penggantian cairan yang hilang
Jika
mengonsumsi air putih dan cairan lain dinilai tidak cukup untuk mengganti
hilangnya cairan dan elektrolit akibat keracunan makanan, dokter akan
merekomendasikan untuk memberikan cairan infus.
b.
Antibiotik
Apabila
keracunan makanan terjadi akibat adanya kontaminasi bakteri dan gejala yang
kita alami parah, dokter dapat memberikan obat antibiotik untuk mengatasinya. Obat
ini akan diberikan melalui infus selama kita menjalani perawatan di rumah
sakit.
Namun
obat antibiotik tidak akan membantu apabila keracunan makanan terjadi akibat
kontaminasi virus. Oleh karena itu, jangan sembarangan mengonsumsi obat
antibiotik saat kita merasa mengalami keracunan makanan. Selama masa
penyembuhan kita juga sebaiknya menghindari makanan dan minuman yang sulit
dicerna seperti susu dan produk olahannya, termasuk keju, kafein, alkohol, soda
dan makanan dengan terlalu banyak bumbu.
diolah dari Tempo Cantik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar