Ada
fenomena unik, menarik sekaligus lucu yang biasa terjadi di saat musim kemarau.
Musim kemarau selalu diidentikkan dengan panas dan kekeringan. Panasnya sinar
matahari membuat tumbuh-tumbuhan pada kering kerontang. Hal inilah yang
kemudian memicu timbulnya kebakaran. Kebakaran-kebakaran yang terjadi bisa
karena faktor kesengajaan, seperti membuka lahan pertanian/perkebunan, bisa
juga karena ketidak-sengajaan, seperti membuang puntung rokok.
Peristiwa
kebakaran yang terjadi di musin kemarau selalu membawa dampak pada kabut asap.
Terkadang kepekatan kabut asap membuat kota seperti diselimuti sehingga
menggangu jarak pandang. Tentu saja hal ini berdampak pada kelancaran lalu
lintas, baik darat, laut maupun udara. Sering terjadi adanya penundaan atau
bahkan pembatalan penerbangan lantaran kabut asap. Kabut asap tidak hanya
membahayakan lalu lintas, tetapi juga kesehatan.
Kabut
asap yang ditimbulkan dari kebakaran, ternyata tidak hanya menyelimuti daerah
dimana lokasi kebakaran terjadi. Kabut asap tersebut ternyata berdampak juga
hingga ke daerah lain, yang mungkin tidak ada titik api. Bahkan kabut asap
menjangkau juga negara lain.
Dua
peristiwa tersebut (kemarau dan kebakaran dengan kabut asap sebagai turunannya)
sepertinya telah menjadi agenda tetap tahunan. Sebenarnya masih ada satu lagi,
yang dapat dilihat sebagai hasil dari akumulasi dua peristiwa tersebut, yaitu
doa. Jadi, di setiap musim kemarau panjang, dimana ada kebakaran lahan yang
berdampak pada kabut asap, selalu saja melahirkan doa dari sekelompok orang.
Hal inilah yang kemudian melahirkan enam refleksi berikut ini.
***
1 ***
Seorang
tokoh agama mengajak umatnya untuk berdoa bersama supaya Tuhan Allah menurunkan
hujan, sehingga dapat memadamkan api dan sekaligus mengurangi asap. Maka,
setelah disepakati hari dan jamnya, berkumpullah sejumlah orang di lapangan dan
mulai berdoa.
Dari
sorga Tuhan melihat dan tersenyum. “Manusia sekarang sudah bermental instan.
Untuk mengatasi kebakaran dan kabut asap, mereka hanya mau cari cara mudah dan
singkat. Padahal lebih baik mereka turun ke hutan berjerih-payah membantu
petugas memadamkan api.”
***
2 ***
Selesai
makan malam, sang suami beranjak ke ruang tengah, sementara istri sibuk
mengemas piring-piring dan mencucinya. Setelah duduk di depan televisi, ia
menyalakan rokok dan kemudian menghidupkan televisi. Di televisi sedang
disiarkan berita ribuan orang tengah berdoa di lapangan. Mereka memohon kepada
Tuhan supaya diturunkan hujan agar kebakaran lahan berkurang dan kabut asap pun
menghilang. Tiba-tiba listrik padam dan ruangan menjadi gelap.
Suami : Ma, tolong nyalakan lilin biar sedikit
terang.
Sambil
menggerutu, sang istri berkata dalam hati, “Dasar malas. Padahal dia punya
korek api.”
***
3 ***
Menghadapi
kemarau panjang, yang berdampak pada kekeringan, dan kabut asap yang disebabkan
oleh kebakaran lahan, sekelompok umat agama A mengadakan doa bersama di
lapangan.
Umat
A : Tuhan, lihatlah umat-Mu menderita
kekeringan dan juga kabut asap. Tolong turunkanlah hujan untuk menyejukkan bumi
yang kering dan menghalau asap pekat ini.
Seminggu
setelah doa itu, hujan tak kunjung datang. Ternyata umat agama B juga berdoa.
Umat
B : Tuhan, kami umat-Mu memohon hujan
diturunkan sehingga api dapat padam dan kabut asap pun hilang.
Beberapa
hari setelah doa itu, tak ada tanda-tanda hujan akan turun. Sementara itu, di
tempat lain, ada juga umat agama C berdoa memohon diturunkan hujan.
Umat
C : Tuhan, pandanglah umat-Mu yang
sengsara karena kekeringan dan juga kabut asap ini. Kami mohon, semoga Kau turunkan
hujan untuk memadamkan api kebakaran sehingga kabut asap pun hilang.
Tiga
hari kemudian hujan turun lebat sehingga titik api berkurang dan kabut asap pun
menipis. Pertanyaannya: doa siapa yang didengarkan Tuhan?
***
4 ***
Beberapa
karyawan perkebunan diminta untuk membuka lahan. Setiba di lokasi, seorang
karyawan mulai menyalakan api untuk membakar lahan semak yang kering. Akan
tetapi, seorang temannya berusaha mencegah.
Teman :Bro, sekarang ini musim kemarau. Angin lagi
kencang bertiup. Kalau kau bakar, bisa-bisa terjadi kebakaran. Akan ada kabut
asap. Bahaya, bro!!!
Karyawan : Tak usah khawatir. Jika ada asap, pasti aka
nada orang berkumpul untuk berdoa memohon hujan. Kalau hujan turun, masalah pun
selesai.
***
5 ***
Di
sebuah daerah di Jambi, seorang anak kecil, ketika melihat beberapa orang
dewasa berkumpul di lapangan untuk berdoa memohon hujan turun, dia pun masuk ke
kamar dan berdoa. Dengan khusyuk dia berdoa agar Tuhan menurunkan hujan.
Keesokan
harinya, dia melihat berita di televisi: hujan lebat mengguyur kota Batam dan
sekitarnya. Anak itu berlari ke kamarnya dan berdoa.
Anak : Tuhan, saya tinggal di Jambi,
bukan di Batam.
***
6 ***
Menghadapi
kabut asap yang kian menebal, sementara musim kemarau tak kunjung berakhir,
seorang tokoh agama meminta umatnya untuk berdoa bersama. Maka, berkumpullah
sejumlah umat di sebuah lapangan terbuka untuk berdoa bersama. Mereka memohon
supaya Tuhan menurunkan hujan.
Sementara
itu, dari sorga Tuhan memandang mereka dan berkata dalam hati. “Bukannya
mengatasi kekacauan ini, tetapi malah suruh Saya yang mengatasinya. Padahal,
mereka sendiri yang menyebabkan kekacauan ini.”
***
DEMIKIANLAH
enam refleksi atas fenomena yang sering terjadi pada musim kemarau, yang selalu
menimbulkan kebakaran dan kabut asap. Pesan dan makna refleksi tersebut kami
serahkan kepada masing-masing pembaca.
Lingga,
30 September 2019
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar