Renungan Hari Raya Pentakosta, Thn C
Bac I Kis 2: 1 –11; Bac II 1Kor 12: 3 – 7, 12 – 13;
Injil Yoh 14: 15 – 16, 23 – 26;
Hari
ini adalah penutupan masa paskah. Masa paskah ditutup dengan merayakan hari
raya Pentakosta, yaitu peristiwa turunnya Roh Kudus atas para murid Yesus.
Dasar biblis hari raya Pentakosta ada pada bacaan pertama hari ini. Roh Kudus
digambarkan seperti lidah-lidah api (ay. 3). Dan efek dari Roh Kudus adalah
keterbukaan, yang dilukiskan dengan kemampuan berbahasa orang lain (ay. 8 –
11). Keterbukaan membuat orang saling mengerti dan akhirnya bersatu.
Roh
Kudus yang turun pada pesta Pentakosta, dalam bacaan pertama merupakan Roh
Kudus yang dijanjikan Yesus Kristus. Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus
menjanjikan “seorang penolong yang lain” (ay. 16), yaitu Roh Kudus (ay. 26).
Jadi, peristiwa Pentakosta merupakan penggenapan janji Tuhan Yesus. Akan
tetapi, umat islam menggunakan janji Yesus ini sebagai penggenapan akan
kedatangan Nabi Muhammad. Dasarnya ada pada kata Roh Kebenaran (ay. 17), yang
dalam bahasa Ibrani Ruakh Ha Emed.
Frase Ha Emed kedengaran mirip dengan
kata Ahmad, yang merupakan nama lain dari Muhammad.
Benarkah
janji Yesus akan kedatangan Roh Kudus merupakan ramalan akan kedatangan
Muhammad? Jika umat islam menggunakan teks janji Yesus akan Roh Kudus ini
dipakai, maka mereka harus menerima juga peran Roh Kudus yang dijelaskan Yesus,
yaitu “mengingatkan kamu akan semua yang telah Ku-katakan kepadamu” (ay. 26).
Rasul Paulus, dalam bacaan kedua, memaparkan lagi peran Roh Kudus, yaitu
membuat kita dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan” (ay. 3b). Karena itu,
pertanyaannya adalah apa benar Muhammad mengingatkan kita akan semua yang telah
disampaikan Yesus?; apakah benar Muhammad membuat kita mengaku “Yesus adalah
Tuhan”?
Jadi,
Roh Kudus sama sekali tidak merujuk pada sosok manusia. Lantas bagaimana kita
dapat merasakan kehadiran Roh Kudus? Pertama-tama, ketika yakin bahwa Yesus
adalah Tuhan, di sana Roh Kudus sudah hadir dalam diri kita. Selain itu,
seperti kata Yesus, yaitu bila kita ingat akan apa yang telah disampaikan-Nya.
Misalnya, ketika kita hendak membalas kejahatan orang, kita ingat akan perintah
Yesus untuk saling mengasihi, di sana Roh Kudus sudah berkarya. Atau, ketika
seorang suami ingin menceraikan istrinya, lalu ingat akan kata-kata Yesus bahwa
yang telah disatukan Allah jangan diceraikan manusia, dan dia tak jadi
bercerai, di sana Roh Kudus sudah berkarya. Paulus, dalam suratnya yang pertama
kepada umat di Korintus, mengatakan bahwa ketika kita yang berbeda-beda karena
suku dan golongan dapat bersatu, hal itu disebabkan karena Roh Kudus (ay. 12 –
13).***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar