Dua
tahun lalu, persisnya hari ini, 17 Juni 2017, blog budak-bangka menurunkan
sebuah tulisan dengan judul “Silence:
Susahnya Menjadi Pengikuti Kristus”. Tulisan tersebut merupakan ulasan atas
film yang berjudul Silence, yang
mengambil latar belakang kehidupan misionaris Katolik dan juga pengikuti Gereja
Katolik di Jepang pada abad XVI. Dari tayangan film itu terlihat jelas bahwa
penjadi orang katolik itu bukan tanpa tantangan, cobaan bahwa penderitaan.
Tulisan
dua tahun lalu tersebut tidak hanya sebatas mengulas film Silence saja. Berangkat dari film tersebut, penulis menawarkan
hasil refleksinya. Dengan kata lain, tulisan 2 tahun lalu itu merupakan juga
ulasan sekaligus refleksi atas film Silence.
Dengan ulasan tersebut, penulis seakan hendak meyakinkan pembaca, khususnya
para murid Kristus, bahwa mengikuti-Nya penuh konsekuensi.
Ada
dua topic penting sebagai hasil refleksi penulis atas film silence, yaitu penegasan bahwa menjadi orang Kristen berarti siap
menderita, dan film Silence dan islam.
Apa dan bagaimana isis refleksi penulis? Untuk mengetahui kedua hal penting itu
dan juga isi tulisan tersebut, langsung saja klik dan baca di sini.
Selamat membaca!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar