Senin, 24 Juni 2019

PAUS FRANSISKUS: MARI BERI HARAPAN NYATA BAGI YANG RENTAN


Pilihan untuk memihak mereka yang terkecil, yang dibuang oleh masyarakat, adalah prioritas yang harus dikejar oleh para pengikut Kristus, demikian kata Paus Fransiskus dalam sebuah pesan untuk Hari Orang Miskin Sedunia. “Kita tidak akan pernah bisa menghindari seruan penting yang dibuat Kitab Suci atas nama orang miskin.”
“Situasi orang miskin mengharuskan kita untuk tidak menjaga jarak dari tubuh Tuhan, yang ikut menderita bersama mereka,” ujar Paus Fransiskus pada 13 Juni, yang juga merupakan pesta Santo Antonius Padua, orang kudus pelindung orang miskin. “Kita dipanggil untuk menyentuh tubuhnya dan secara pribadi berkomitmen dalam memberikan layanan yang merupakan bentuk evangelisasi yang otentik.”
“Komitmen untuk mempromosikan orang miskin, termasuk kehidupan sosial mereka, tidak asing dalam pemberitaan Injil. Sebaliknya, itu justru merupakan manifestasi realisme iman kristiani dan validitas historisnya,” papar Paus Fransiskus.
Hari Orang Miskin Sedunia itu sendiri yang dirayakan setiap tahun pada hari Minggu ke-33 pada masa biasa – tahun ini jatuh pada 17 November dan akan fokus pada sebuah ayat dari Mazmur 9: “Harapan orang miskin tidak akan binasa selamanya.” Kata-kata ini mengungkapkan kebenaran yang mendalam bahwa iman mengesankan terutama di hati orang miskin, memulihkan harapan yang hilang karena ketidak-adilan, penderitaan dan ketidak-pastian hidup.

Selama berabad-abad selalu ada yang kaya dan miskin tetapi hari ini “kita harus mengakui berbagai bentuk perbudakan baru yang memperbudak jutaan pria, wanita, anak muda dan anak-anak,” jelas Paus Fransiskus. “Pilihan untuk memihak mereka yang paling dianggap tidak penting, mereka yang dibuang oleh masyarakat, adalah prioritas yang harus dikejar oleh para pengikut Kristus, agar tidak merusak kredibilitas Gereja tetapi untuk memberikan harapan nyata bagi banyak saudara dan saudari kita yang rentan,” lanjut Paus Fransiskus.
Dalam pesannya, Paus Fransiskus menyoroti keluarga-keluarga yang dipaksa meninggalkan tanah air mereka untuk mencari nafkah di tempat lain, anak yatim yang kehilangan orangtua, kaum muda yang tidak mendapat akses pekerjaan karena kebijakan ekonomi picik, korban berbagai jenis kekerasan, serta jutaan imigran yang menjadi korban eksploitasi. Paus Fransiskus juga ingat akan orang-orang yang kehilangan tempat tinggal dan dikucilkan yang berkeliaran di jalan-jalan di kota.
“Beberapa kali kita melihat orang miskin mengobrak-abrik tempat sampah untuk mengambil apa yang telah dibuang orang lain karena kelimpahan, dengan harapan menemukan sesuatu untuk hidup atau dipakai,” jelas Paus Fransiskus. “Mereka sendiri bahkan menjadi bagian dari tong sampah manusia. Mereka diperlakukan sebagai sampah, tanpa rasa bersalah sedikit pun dari mereka yang terlibat dalam kejahatan ini.”
Dalam pesan Hari Kaum Miskin Sedunia ini, Paus Fransiskus menyebut dua orang yang dalam hidup mereka membaktikan diri bagi yang kurang beruntung. Mengutip Pastor Primo Mazzolari dari Italia, Paus Fransiskus mengatakan “orang miskin terus menerus memprotes ketidak-adilan yang kita lakukan. Orang miskin ibarat tong bubuk mesiu, yang jika dibakar, dunia akan meledak.”
Paus Fransiskus juga mengenang Jean Vanier. Dia berterima kasih atas antusiasmenya, yang mengumpulkan di sekelilingnya sejumlah besar orang muda, pria dan wanita, yang bekerja setiap hari untuk memberikan cinta dan mengembalikan senyum kepada banyak orang yang rentan, menawarkan mereka bahtera keselamatan yang sesungguhnya dari marginalisasi dan kesendirian.
Mengakhiri pidatonya Paus Fransiskus mengatakan “jika para murid Tuhan Yesus ingin menjadi penginjil yang sejati, mereka harus menabur benih harapan yang nyata. Saya meminta semua komunitas kristiani, dan semua orang yang merasa terdorong untuk menawarkan harapan dan penghiburan kepada orang miskin, agar membantu memastikan bahwa Hari Orang Miskin Sedunia ini akan mendorong semakin banyak orang untuk bekerja sama secara efektif sehingga tidak ada yang akan merasa kehilangan kedekatan dan solidaritas.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar