Tentu
kita sudah tak asing lagi dengan kata-kata bijak berikut ini: fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Hari
ini, lima tahun lalu, persisnya pada 29 April 2014, blog budak-bangka
menurunkan sebuah tulisan dengan judul “Fitnah
dan Pembenaran”. Tak dapat disangkal lagi bahwa kerap kali terjadi fitnah
dalam kehidupan manusia. Dalam masa kampanye pilpres 2019, pihak Jokowi banyak
mendapatkan fitnah dari lawan politiknya.
Tulisan
5 tahun lalu itu merupakan refleksi penulis atas berbagai kasus fitnah dalam
kehidupan manusia. Dari refleksi itu, penulis hendak memberikan pencerahkan
kepada pembaca dalam menyikapi fitnah. Dikemas dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang ringan dan sederhana sehingga pembaca merasa enak untuk
membacanya. Selain itu, pembaca tak membutuhkan waktu yang lama untuk membaca
tulisan ini, karena tulisan ini disajikan secara singkat, padat dan jelas serta
tidak bertele-tele.
Dengan
membaca tulisan ini, pembaca akan mendapatkan manfaat yang berguna bagi dirinya.
Kita akan memperoleh cara baru dalam menghadapi fitnah yang mendera diri kita tanpa
harus larut dalam lingkaran setan balas dendam. Bagaimana kita harus menyikapi
fitnah? Haruskah kita tinggal diam dan berprinsip ‘anjing menggonggong, kafilah
tetap lalu’? untuk menemukan jawabannya, langsung saja klik dan baca di sini.
Selamat membaca!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar