Pasca
sinode kedua, Keuskupan Pangkalpinang sangat getol dengan Komunitas Basis
Gerejawi (KBG). Oleh sinode, KBG
telah dijadikan locus dan mode
pastoral di seluruh wilayah keuskupan, sekalipun KBG bukan merupakan visi Keuskupan Pangkalpinang. Topik KBG
inilah yang disajikan blog budak-bangka 2 tahun lalu, persisnya pada 29 April
2017, lewat tulisan berjudul “KBG: Karya
Allah atau Iblis”. Judul tulisan itu sungguh sangat provokatif. Ada kesan
bahwa tulisan tersebut merupakan refleksi penulis atas perjalanan KBG pasca
sinode keuskupan.
Tanpa
membaca isi tulisan tersebut pastilah pembaca akan segera menjawab bahwa
Komunitas Basis Gerejawi merupakan karya Allah, karena dihasilkan melalui
sebuah sinode yang dihadiri umat, imam dan juga uskup. Akan tetapi, setelah
membaca tulisan tersebut, pembaca akan dibuat terperangah akan argument-argumen
dan logika-logika yang terkandung didalamnya. Disajikan dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang ringan dan sederhana sehingga pembaca merasa enak untuk
membacanya. Selain itu, pembaca tak membutuhkan waktu yang lama untuk membaca
tulisan ini, karena tulisan ini disajikan secara singkat, jelas dan tak
bertele-tele.
Sekalipun
judul tulisan berbentuk pertanyaan, namun penulis tidak memberikan jawaban
secara langsung dalam tulisannya. Jawaban itu ada pada pembaca. Dengan membaca
tulisan ini, para pembaca, khususnya umat Keuskupan Pangkalpinang, akan
mendapatkan pencerahan sejauh mana dirinya telah menghidupi KBG itu. Untuk mengetahui
isi tulisan 2 tahun lalu itu, langsung saja klik dan baca di sini.
Selamat membaca!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar