Setelah menikah, seorang pria langsung mendapat status suami.
Selain itu, dia juga bakal mendapat status lain, yaitu sebagai ayah. Ini
terjadi ketika dikaruniai anak, baik secara natural (hamil dan melahirkan)
maupun secara non natural (adopsi). Sangat jelas bahwa status sebagai ayah
berbeda dengan status sebagai suami, meski kedua status tersebut sering tak
terpisahkan. Seorang ayah adalah sekaligus juga seorang suami, meski tidak
selamanya seorang suami adalah juga seorang ayah.
Orang kristiani dipanggil untuk menghayati nilai-nilai kristiani.
Demikian pula terkait status sebagai ayah. Seorang suami dipanggil untuk
menghayati panggilan sebagai ayah kristiani. Di sini kita dibantu dengan
bercermin pada teladan Santo Yosef, suami Bunda Maria, yang dapat digali dalam
Matius 1: 24 – 25 dan Lukas 2: 1 – 6. Sangat dianjurkan agar kedua teks
tersebut dibaca terlebih dahulu.
Matius 1: 24 – 25 menampilkan tiga
teladan St. Yosef sebagai ayah kristiani. (1) Menghindari hal negatif di saat
isteri sedang hamil. Hal negatif ini bisa fisik, seperti merokok di hadapan
isteri, atau non fisik, seperti marah-marah. (2) Mendengarkan dan melakukan apa
yang dikehendaki Tuhan. Hal ini dapat diterapkan sebagai berikut: apa yang baik
dan berguna bagi kehidupan isteri dan keutuhan keluarga, tak peduli dari mana
sumbernya, harus diterapkan dalam kehidupan. (3) Menghormati pasangan. Hormat
pada pasangan, terlebih di saat hamil, dapat dilakukan seperti meringankan
tugas isteri (mencuci, membuat kopi, dll), memberi perhatian dan kasih sayang,
dll.
Lukas 2: 1 – 6 menampilkan tiga
teladan St. Yosef sebagai ayah kristiani. (1) Selalu ada bersama. Di saat hamil
bahkan hingga kelahiran, sangat diharapkan seorang suami selalu ada bersama
dengan istri dan anaknya. Setiap masalah harus dihadapi bersama. (2) Setia
menjaga dan melayani. Kesetiaan ini dituntut baik di saat isteri hamil maupun
sudah melahirkan. Seorang calon ayah harus menjaga janin dalam rahim isterinya
dengan menjauhkan kebiasaan buruk, dan menanamkan kebiasaan baik seperti
melayani isteri. (3) Mendahulukan pasangan. Ketika isteri hamil, seorang calon
ayah hendaknya lebih mengutamakan isterinya ketimbang dirinya sendiri.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar