Dua dokumen Konsili Vatikan II menegaskan bahwa
orangtua adalah pewarta iman dan pendidik yang pertama dan utama (AA no. 11 dan
GE no. 3). Karena itu, sudah menjadi kewajiban orangtua untuk menanamkan
nilai-nilai kristiani pada anaknya sejak dini. Banyak orangtua keliru bahwa
tugas ini baru dapat dilakukan ketika anak sudah punya pemahaman. Tugas
kewajiban ini harus dilakukan ketika anak masih usia 0 tahun.
Apa yang bisa dilakukan ketika usia anak 0 – 5 tahun?
Jauhi anak dari pengaruh negatif, seperti pertengkaran. Ayah dan ibu harus
membiasakan diri bersentuhan dengan anak, entah lewat dekapan atau juga elusan.
Tumbuhkan dalam rumah tangga suasana kasih. Bisikan di telinga anak doa, baik
itu doa spontan maupun doa-doa kristiani, ketika anak mau tidur. Bawalah anak
ke gereja; jangan cemas soal rewelnya.
Ketika anak usia 5 – 7 tahun, orangtua dapat mulai
mengajarnya doa-doa kristiani. Bacakan kisah-kisah menarik dari Kitab Suci,
sambil disampaikan pesan-pesan moralnya. Misalnya, ketika menceritakan kisah
Kain dan Habel, dapat disampaikan agar saling menjaga dengan saudara sendiri,
taat kepada Tuhan, tidak iri hati, dll. Bacakan juga riwayat orang kudus. Mulailah menanamkan
nilai-nilai kristiani, misalnya sikap berbagi, empati, mengampuni, hormat
kepada orang tua, sederhana dan syukur. Jangan lupa untuk selalu membawa anak
ke gereja (juga ke komunitas) dan menjelaskan bagian-bagian dari upacara misa.
Pada usia 7 tahun ke atas anak diajarkan beberapa
ajaran iman. Jangan biarkan anak berjalan sendirian dalam usahanya untuk mengetahui ajaran iman tersebut. Orangtua harus ada bersama
dengannya. Teruslah menjaga komunikasi yang baik dengan anak, mengetahui
perkembangan anak, baik di sekolah maupun di masyarakat. Orangtua harus
mempersiapkan anak untuk penerimaan komuni dan juga krisma. Sangat baik sebelum
mereka menerima pembinaan di gereja, orangtua terlebih dahulu membina anaknya.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar