Orangtua pasti ingin hidup anaknya
tertib, teratur, sesuai dengan keinginannya. Semua itu bisa dicapai bila sejak
dini anak sudah dibiasakan pola hidup disiplin. Orangtua sangat berperan dalam pendisiplinan
diri anak. Pendisiplinan itu proses, yang darinya akan lahir produk kepribadian
anak.
Ada 3 metode mendisiplinkan anak. Pertama disiplin otoriter. Dalam disiplin otoriter, orangtua menetapkan aturan dan anak harus
patuh. Tidak ada penjelasan mengapa anak harus patuh, soal adil tidaknya
aturan atau apakah aturan itu masuk akal atau tidak. Kalau tidak ikut aturan,
ia dihukum. Ini untuk mencegah pelanggaran di masa mendatang. Tidak ada pertimbangan
kenapa anak melanggar aturan, juga tidak perlu diberikan hadiah karena telah
mematuhi aturan. Metode ini akan melahirkan anak penakut dan peragu.
Kedua, disiplin yang lemah. Prinsip dasar disiplin ini adalah bahwa melalui akibat dari
perbuatannya sendiri anak akan belajar bagaimana berperilaku secara sosial. Karena
itu, anak tidak diajarkan aturan, tidak dihukum karena melanggar aturan, juga
tidak ada hadiah bagi yang berperilaku baik. Wujud lain disiplin ini adalah
sikap terlalu memanjakan anak. Metode ini akan melahirkan anak liar dan manja.
Ketiga, disiplin demokratis. Disiplin ini menekankan hak anak untuk mengetahui mengapa aturan dibuat dan memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya bila aturan itu dinilai tidak adil. Diusahakan agar anak tahu arti aturan dan mengapa ia mematuhi aturan itu. Dalam disiplin demokratis hukuman “disesuaikan dengan kejahatan”, tidak lagi diberikan hukuman badan. Penghargaan terhadap usaha-usaha untuk menyesuaikan dengan harapan sosial yang tercakup dalam aturan diperlihatkan melalui pemberian hadiah terutama dalam bentuk pujian dan pengakuan sosial. Metode ini akan melahirkan anak mandiri dan bertanggung jawab.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar