Agama lain melihat menikah
itu sebagai suatu kewajiban. Karena itu orang merasa aneh melihat ada orang
dalam Gereja Katolik tidak menikah. Orang yang melihat menikah sebagai suatu
kewajiban akan melihat menikah itu sebagai tujuan. Dia harus menikah, apalagi
menikah itu sebagai ibadah. Dan ketika sudah menikah, orang hanya tinggal
menuntut haknya. Jika haknya tak dipenuhi, maka muncullah perceraian.
Bagi Gereja Katolik menikah
itu hak, bukan kewajiban. Hak dan kewajiban itu ibarat dua sisi dari satu mata
uang. Jadi, hak dan kewajiban tak bisa dipisahkan. Ketika orang mendapatkan
haknya, maka dia terikat dengan kewajiban. Demikian pula, ketika orang
menggunakan haknya untuk menikah, maka dia terikat dengan kewajiban sebagai
suami istri. Apa saja tugas dan kewajiban suami istri kristiani?
Pertama-tama mereka harus membangun keluarga penuh cinta kasih.
Paus Yohanes Paulus II menegaskan bahwa “tanpa cinta kasih keluarga bukanlah
persekutuan antarmanusia; tanpa cinta keluarga tidak dapat hidup, bertumbuh dan
menyempurnakan diri sebagai kesatuan manusiawi.” Untuk memahami cinta kasih ini
sangat menarik kalau dibaca 1Kor 13. Kemudian suami-istri harus mendidik generasi baru. Orangtua adalah
pendidik pertama dan utama bagi anak.
Selain itu, suami istri
harus menyambut dan mencintai kehidupan.
Bagi Gereja Katolik kehidupan sudah dimulai sejak pembuahan. Maka, suami istri
harus menyambut dan mencintainya. Wujud konkretnya, suami tidak boleh merokok
dekat istri yang sedang hamil, dan istri harus memperhatikan kesehatan janin.
Suami istri juga harus ikut membangun
masyarakat. Setelah menikah suami istri tinggal dalam lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu, sangat diharapkan keterlibatan dan partisipasi
dalam semua kegiatan masyarakat. Selain membangun masyarakat, pasutri juga
harus ikut membangun Gereja. Wujud
konkretnya adalah terlibat dalam hidup menggereja, baik di KBG maupun di
gereja.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar