Ketika dihadapkan pada
pilihan: keluarga miskin tapi bahagia dan keluarga kaya tapi sengsara, pasti
pilihan pertama yang dipilih. Hidup rukun dan bahagia menjadi cita-cita setiap
orang ketika mau membangun rumah tangga. Ternyata cita-cita itu sejalan juga
dengan kehendak Allah. Agar manusia bisa mencapai cita-citanya, maka dibutuhkan
pedoman yang harus diikuti. Pedoman itu adalah ajaran moral
Secara sederhana moral
dipahami sebagai pedoman yang mengatur hidup menjadi “baik”. Moral membuat
orang melakukan apa yang baik dan menghindari apa yang tidak baik. Terkait
dengan pernikahan katolik, moral menghantar pasangan suami istri menuju hidup
rumah tangga yang rukun dan bahagia sesuai ajaran Gereja Katolik. Sumbernya Kitab
Suci, ajaran Gereja, pengalaman & penalaran serta ilmu pengetahuan.
Ajaran Kitab Suci yang jadi
pedoman bagi hidup rumah tangga adalah kasih Kristus menjadi dasar hidup suami
istri (Ef 5: 22 – 32). Ketika ada konflik dalam keluarga Kitab Suci menasehati
untuk saling memaafkan. Paulus berkata, “Janganlah matahari terbenam sebelum
padam amarahmu, dan janganlah beri kesempatan kepada iblis.” (Ef 4: 26 – 27).
Kitab Suci juga mengajarkan kesetiaan. Rm. Catur menulis, “Relasi suami istri
yang menjemukan, kehidupan perkawinan dan keluarga yang penuh penderitaan dan
kesulitan bisa dipertahankan dan bahkan dibalik menjadi sumber kebahagiaan
bilamana suami dan istri saling setia....”
Kitab suci juga mengajarkan
kita untuk hidup penuh syukur. Hal ini dapat membuat orang tidak menderita oleh
keinginan dan hawa nafsu.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar