Suatu
hari terjadi dialog antara umat manusia dengan Tuhannya. Topik pembicaraannya
adalah soal “penodaan agama”. Dialog ini hanya sekedar dialog imaginatif. Akan
tetapi, di dalamnya terkandung sejuta makna dan pesan yang mendalam. Berikut
petikan dialognya.
Umat : Tuhan, ada orang menodakan agama kita.
Tuhan:
Menoda gimana?
Umat : Orang itu bilang bahwa agama kita ini kafir
karena percaya bahwa Engkau adalah Allah.
Tuhan:
Lalu?
Umat : Kami sangat marah. Kami tersinggung, karena
kami dianggap sebagai orang kafir.
Tuhan:
Apa kalian merasa sebagai orang kafir?
Umat : Tidak!
Tuhan:
Ya sudah. Tak perlu emosi-emosian. Biarkan mereka dengan kepercayaannya, dan
kamu dengan kepercayaanmu.
Umat : Tapi, Tuhan…, orang itu juga menista Alkitab.
Tuhan:
Menista gimana?
Umat : Orang itu bilang kalau Alkitab sekarang sudah
tidak asli lagi. Alkitab sekarang ini palsu. Misalnya, dia bilang bahwa yang
mati di kayu salib itu bukan Engkau, tetapi orang yang menyerupai Engkau. Jadi,
dengan kata lain, orang-orang Kristen, yang percaya Engkau mati di kayu salib,
sudah ditipu oleh Alkitab sekarang ini.
Tuhan:
Lalu kenapa?
Umat : Ya kami tersinggung. Kan Alkitab itu adalah kitab suci dan pedoman hidup umat kristiani.
Tuhan:
Kalian merasa dibohongi Alkitab sekarang?
Umat : Tidak!
Tuhan:
Ya sudah. Kalau begitu, tak perlu demo-demo segala. Kalian tetap yakini Alkitab
sekarang ini, dan biarkan orang itu tetap meyakini keyakinannya.
Umat : Tapi, Tuhan….
Tuhan:
Ada apa lagi?
Umat : Dia juga menista Engkau. Orang itu telah
menghina Engkau.
Tuhan:
Lalu?
Umat : Kami mau membela Engkau.
Tuhan:
Kan yang dihina itu Saya, bukan
kalian. Yang dinista itu Saya, bukan kalian. Kenapa kalian yang sibuk?
Umat : Adalah tugas kami membela Engkau.
Tuhan:
Kalian tak perlu membela Aku. Juga tak perlu membela agama dan Alkitabmu.
Kalian hanya perlu melaksanakan tugasmu di kala penghinaan dan penistaan
menghadang.
Umat : Emang tugas kami apa?
Tuhan:
Mengampuni. Bukankah Aku ini Allah
yang maharahim? Dulu aku pernah dihina, tapi Aku mengampuni mereka (Lukas 23:
34). Nah, Aku saja mau mengampuni mereka yang menghina Aku, kenapa kalian
tidak? Koq kalian malah menyerang dia yang menghina Aku?
Tugas lain adalah mendoakan dan memberkati
(Lukas 6: 28; 1Kor 4: 12; 1Petrus 3: 9). Kalian tidak boleh melakukan apa yang
mereka lakukan terhadapmu. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, tapi
lakukanlah apa yang baik bagi semua orang (Roma 12: 17).
Umat : Bukankah semua itu sama artinya kami harus
mengasihi mereka? Ini berarti melaksanakan perintah-Mu, yaitu kasih.
Tuhan:
Betul! Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya, menghina
dan membenci kamu (Matius 5: 44; Lukas 6: 27). Jadi, jikalau kalian tetap dalam
firman-Ku, kalian benar-benar adalah murid-Ku (Yohanes 8: 31), yaitu jikalau
kamu hidup dalam kasih (bdk. Yohanes 13: 35).
Umat : Baiklah Tuhan, kami tidak akan marah mereka
yang telah menistakan agama, Alkitab dan bahkan Engkau. Kami akan mengampuni
mereka, mendoakan dan memberkati mereka. Kami tetap mengasihi mereka.
Tuhan:
Itu baru murid-Ku.
Koba,
18 November 2016
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar