Yesus
adalah Guru Agung. Dia mengajar tidak hanya lewat kata-kata, melainkan juga
sikap dan perbuatan; tidak hanya memberi teori tetapi juga praktek. Pengajaran
Yesus lewat kata-kata membuat umat yang mendengarkannya merasa takjub, sebab
perkataan Yesus penuh kuasa (bdk. Luk 4: 32).
Ada
banyak jenis pengajaran Yesus lewat kata-kata ini. Salah satunya adalah
perumpamaan. Setidaknya ada 41 perumpamaan Yesus yang tersebar dalam keempat
Injil. Perumpamaan terbanyak terdapat dalam Injil Lukas, sementara yang sedikit
hanya dalam Injil Yohanes (dan hanya terdapat dalam Yohanes). Berikut ini akan
disajikan 41 perumpamaan Yesus.
01. Perumpamaan dua macam dasar.
Perumpamaan ini ada dalam Matius 7: 24 – 27 dan Lukas 6: 47 – 49. Perumpamaan
ini mau menekankan agar kita tidak hanya sekedar menerima pengajaran Yesus,
melainkan mewujud-nyatakan dalam kehidupan. Hal ini membuat kita memiliki dasar
yang kokoh.
02. Perumpamaan seorang penabur.
Perumpamaan ini ada dalam Injil Sinoptik, yaitu Matius 13: 3 – 8; Markus 4: 2 –
8 dan Lukas 8: 4 – 8. Penjelasan perumpamaan ini ada dalam Injil. Namun,
pesannya tak jauh beda dengan perumpamaan dua macam dasar. Ajaran Yesus harus
kita terapkan dalam kehidupan sehingga menghasilkan buah. Untuk itu, kita harus
mengubah “lahan” diri kita dari berbatu atau berduri menjadi subur.
03. Perumpamaan lalang di antara gandum.
Perumpamaan ini hanya ada dalam Matius 13: 24 – 30. Di sini seakan mau
dikatakan bahwa Tuhan membiarkan kejahatan dan kebaikan tumbuh bersamaan.
Penghakiman terjadi pada akhir zaman. Namun, Tuhan berharap agar kita tetap
setia menjadi gandum dan menghasilkan buah. Ada juga harapan agar lalang
berubah menjadi gandum dan berbuah sehingga kelak masuk ke dalam lumbung.
Tentu, dalam kacamata manusia hal ini tak mungkin. Tidak demikian bagi Allah.
“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” (Luk 1: 37).
04. Perumpamaan biji sinapsis/sesawi & ragi.
Perumpamaan ini ada dalam ketiga Injil Sinoptik, yaitu (Matius 13: 31 – 33; Markus
4: 30 – 32; Luk 13: 18 – 21). Lewat perumpamaan ini Yesus mengajar tentang Kerajaan
Allah. Di sini mau dikatakan bahwa perwujudan Kerajaan Allah itu membutuhkan
proses, dan berawal dari sesuatu yang kecil.
05. Perumpamaan harta terpendam dan mutiara berharga. Perumpamaan
ini hanya ada dalam Matius 13: 44 – 46. Perumpamaan ini berbicara soal Kerajaan
Allah. Dikatakan bahwa Kerajaan Allah itu merupakan sesuatu yang amat sangat
berarti bagi hidup, sehingga kita menganggap yang lain kurang berarti. Kerajaan
Allah menjadi prioritas hidup.
06. Perumpamaan pukat ikan.
Perumpamaan ini hanya ada dalam Matius 13: 47 – 50. Sama seperti dua
perumpamaan di atas, perumpamaan ini bertemakan Kerajaan Allah, lebih khususnya
soal pengadilan terakhir. Lewat perumpamaan ini Yesus berharap agar kita
menjadi ikan yang baik supaya bisa masuk ke dalam pasu (baca: Kerajaan Sorga).
07. Perumpamaan domba yang hilang.
Perumpamaan ini ada dalam Matius 18: 12 – 14 dan Lukas 15: 3 – 6. Lewat
perumpamaan ini Yesus mau menggambarkan sukacita Allah menerima umat yang mau
bertobat dan kembali kepada-Nya.
08. Perumpamaan penghapusan hutang. Perumpamaan
ini hanya ada dalam Matius 18: 23 – 34. Perumpamaan ini mengangkat tema
mengampuni. Di sini Tuhan mengajak kita untuk mengikuti teladan-Nya mengampuni
kesalahan kita, dengan cara mengampuni kesalahan sesama kita.
09. Perumpamaan unta dan lobang jarum. Perumpamaan
ini ada dalam Injil Sinoptik, yaitu Matius 19: 23 – 24; Markus 10: 23 – 25 dan
Lukas 18: 24 – 25. Perumpamaan ini dengan tegas mau mengatakan bahwa sangat
sulit untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, khusus bagi orang kaya yang begitu
melekat dengan kekayaannya. Perumpamaan ini untuk menjelaskan kisah orang muda
kaya yang minta petunjuk Yesus mengenai jalan keselamatan (lih. Mat 19: 16 –
22).
10. Perumpamaan orang upahan dan kebun
anggur. Perumpamaan ini cuma ada dalam Matius 20: 1 – 15. Perumpamaan
ini mau menjelaskan tentang Kerajaan Allah. Di sini mau dikatakan bahwa
penentuan siapa yang masuk Kerajaan Allah ada pada kewenangan Allah.
11. Perumpamaan dua orang anak. Perumpamaan
ini hanya terdapat dalam Matius 21: 28 – 30. Perumpamaan ini berharap agar kita
menjadi seperti anak yang kedua. Lebih bagus lagi jika bisa menjadi anak “ketiga”,
yang menjawab ya dan juga
melaksanakan kehendak bapa. Di sini mau dikatakan bahwa perbuatan memiliki
nilai lebih daripada kata-kata.
12. Perumpamaan penggarap kebun anggur. Perumpamaan
ini ada dalam Injil Sinoptik, yaitu Matius 21: 33 – 41; Markus 12: 1 – 9 dan
Lukas 20: 9 – 16. Perumpamaan ini bisa dipakai untuk menggambarkan diri Yesus,
tapi bisa juga untuk Gereja Katolik dewasa kini. Kita bisa disamakan dengan penggarap-penggarap
itu. Karena itu, ajakan bertobat menjadi inti pesan perumpamaan ini.
13. Perumpamaan perjamuan kawin. Perumpamaan
ini ada dalam Matius 22: 1 – 13 dan Lukas 14: 16 – 24. Ada sedikit perbedaan
dalam kedua Injil ini, namun intinya sama, yaitu Kerajaan Allah ditawarkan
kepada manusia, dan manusia dibutuhkan untuk menjawab undangan tersebut.
14. Perumpamaan pohon ara. Perumpamaan
ini ada dalam ketiga Injil Sinoptik, yaitu Matius 24: 32; Markus 13: 28 dan Lukas
21: 29 – 30. Perumpamaan ini dipakai Yesus untuk menjelaskan tentang
tanda-tanda akhir zaman.
15. Perumpamaan hamba yang setia dan yang
jahat. Perumpamaan ini ada dalam Matius 24: 45 – 51 dan Lukas
12: 42 – 48. Lewat perumpamaan ini Tuhan menghendaki kita untuk berjaga-jaga
dengan tetap setia melaksanakan kehendak Allah.
16. Perumpamaan 5 gadis bijaksana dan 5
gadis bodoh. Perumpamaan ini hanya ada dalam Matius 25:
1 – 12. Di sini Tuhan mau berpesan supaya kita berjaga-jaga, sebab kita tak
tahu kapan hari terakhir itu tiba. Selama berjaga itu, kita diminta agar pelita
hidup kita tetap bernyala.
17. Perumpamaan talenta/uang mina. Perumpamaan
ini ada dalam Matius 25: 14 – 30 dan Lukas 19: 12 – 27. Meski ada perbedaan
(Matius memakai istilah talenta,
sedangkan Lukas uang mina), keduanya
memiliki pesan yang sama. Tuhan menghendaki agar kita mengembangkan anugerah
yang Tuhan berikan kepada kita sesuai dengan bakat dan kemampuan kita.
18. Perumpamaan iblis melawan iblis. Perumpamaan
ini ada dalam ketiga Injil Sinoptik, yaitu Markus 3: 23 – 27; Matius 12: 25 –
26 dan Lukas 11 : 17 – 18. Perumpamaan ini diberikan Yesus karena ada orang
yang mengatakan bahwa kuasa Yesus mengusir iblis/setan berasal dari Beelzebul.
Di sini Yesus mau mengatakan bahwa kejahatan hanya bisa dikalahkan dengan
kebaikan.
19. Perumpamaan tentang pelita dan tentang
ukuran. Perumpamaan ini ada dalam Markus 4: 21 – 25 dan Lukas
8: 16 – 18. Dua perumpamaan ini mempunyai pesannya tersendiri. Perumpamaan tentang
pelita berisi ajakan agar kebaikan yang ada pada kita ditampilkan kepada orang
banyak bukan untuk diri kita (dipuja-puji), melainkan supaya orang memuliakan
Allah. Perumpamaan tentang ukuran mengajak kita untuk tidak mudah menghakimi sesama,
karena suatu saat kita pun akan dihakimi dengan penghakiman kita sendiri.
20. Perumpamaan benih yang tumbuh. Perumpamaan
ini cuma ada dalam Markus 4: 26 – 29. Perumpamaan ini tak jauh beda dengan
perumpamaan biji sesawi.
21. Perumpamaan tentang kenajisan. Perumpamaan
ini ada dalam Markus 7: 15 dan Matius 15: 11. Markus dengan tegas mengatakan
bahwa dengan perumpamaan ini Yesus “menyatakan semua makanan halal.” (ay. 19).
22. Perumpamaan baru dan lama. Perumpamaan
ini ada dalam Injil Sinoptik, yaitu Lukas 5: 36 – 39; Matius 9: 16 – 17 dan Markus
2: 21 – 22. Ada dua perbandingan yang dipakai Yesus, yaitu soal baju dan
kantong anggur. Di sini Yesus mau meminta para pengikutnya untuk berubah
menjadi baru, menyesuaikan dengan diri-Nya yang adalah Perjanjian Baru.
23. Perumpamaan tentang menghakimi. Perumpamaan
ini hanya ada dalam Lukas 6: 39 – 42. Lewat
perumpamaan ini Tuhan menghendaki agar sebelum menghakimi orang lain kita harus
terlebih dahulu menghakimi diri sendiri, menjadi benar dulu baru membenarkan
orang lain.
24. Perumpamaan tentang pohon dan buahnya. Perumpamaan
ini ada dalam Lukas 6: 43 – 45 dan Matius 12: 33 – 35. Perumpamaan ini menjadi
bekal bagi kita untuk menilai seseorang. Pusat penilaian ada pada perbuatannya,
bukan pada kata-kata manis nan indah.
25. Perumpamaan tentang permintaan. Perumpamaan,
yang berbicara soal berdoa ini, cuma ada dalam Lukas 11: 5 – 8. Di sini mau
dikatakan bahwa Tuhan akan mendengarkan doa kita.
26. Perumpamaan orang kaya yang bodoh. Perumpamaan
ini hanya ada dalam Lukas 12: 16 – 20. Lewat perumpamaan ini Tuhan mau
mengatakan bahwa harta kekayaan tidak menjamin keselamatan kita jika kekayaan
itu hanya dinikmati sendiri.
27. Perumpamaan pinggang tetap terikat dan
pelita tetap menyala. Perumpamaan ini cuma ada dalam Lukas 12: 35
– 40. Di sini Tuhan mengajak kita untuk siap sedia menyongsong kedatangan-Nya.
28. Perumpamaan pohon ara yang tak berbuah. Perumpamaan
ini cuma ada dalam Lukas 13: 6 – 9. Perumpamaan ini mau mengatakan bahwa Tuhan
senantiasa memberi kita kesempatan agar menghasilkan buah, sehingga kita bisa
selamat.
29. Perumpamaan duduk di perjamuan pesta. Perumpamaan
ini hanya ada dalam Lukas 14: 8 – 10. Di sini Tuhan menghendaki supaya dalam
kehidupan kita berlaku rendah hati.
30. Perumpamaan tentang perhitungan. Perumpamaan
ini cuma ada dalam Lukas 14: 28 – 32. Ada dua perumpamaan dengan tema yang
sama, yaitu orang yang mau membangun menara dan raja yang mau berperang. Intinya
adalah harus ada perencanaan matang sebelum bertindak.
31. Perumpamaan dirham yang hilang. Perumpamaan
ini hanya terdapat dalam Lukas 15: 8 – 9. Perumpamaan ini tak jauh beda dengan
perumpamaan domba yang hilang (poin 7 di atas).
32. Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan
ini cuma ada dalam Lukas 15 : 11 – 32. Perumpamaan ini mau menggambarkan Allah
yang berbelas kasih, serta ajakan untuk kita menikmati belas kasih-nya dengan
bertobat.
33. Perumpamaan bendahara tak jujur. Perumpamaan
ini hanya ada dalam Lukas 16: 1 – 8. Di sini Yesus menasehati kita untuk
memberikan harta kepada mereka yang membutuhkan sehingga kita akan mendapatkan
penghargaan dari Allah.
34. Perumpamaan orang kaya dan Lazarus yang
miskin. Perumpamaan ini cuma ada dalam Lukas 16: 19 – 31. Di sini
kita diajak untuk mau peduli dengan sesama kita yang miskin, hina, lemah dan
tersingkir.
35. Perumpamaan tuan dan hamba. Perumpamaan
ini cuma terdapat dalam Lukas 17: 7 – 10. Salah satu pesannya adalah agar kita
berlaku rendah hati.
36. Perumpamaan hakim yang tidak benar. Perumpamaan
ini hanya ada dalam Lukas 18: 2 – 5. Lukas menyatakan bahwa lewat perumpamaan
ini Yesus mau mengajak kita untuk selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (ay. 1)
37. Perumpamaan orang Farisi dan pemungut
cukai. Perumpamaan ini cuma ada dalam Lukas 18: 10 – 14. Pesan
perumpamaan ini tak jauh beda dengan perumpamaan dengan tema rendah hati. Tuhan
meminta kita untuk tidak sombong diri atas jabatan, prestasi atau apa yang ada
pada kita.
38. Perumpamaan roti hidup. Perumpamaan
ini cuma terdapat dalam Yohanes 6: 35 – 59. Perumpamaan ini mau menggambarkan
Yesus sebagai roti hidup. Memakan (baca: percaya) Dia akan mendatangkan
keselamatan.
39. Perumpamaan pintu. Perumpamaan
ini hanya terdapat dalam Yohanes 10: 1 – 10. Perumpamaan ini menggambarkan
Yesus sebagai pintu, yang lewatnya orang bisa sampai pada keselamatan.
40. Perumpamaan gembala yang baik. Perumpamaan
ini hanya ada dalam Yohanes 10: 11 – 18. Perumpamaan ini menampilkan Yesus
sebagai gembala bagi umat manusia.
41. Perumpamaan pokok anggur. Perumpamaan
ini cuma ada dalam Yohanes 15: 1 – 8. Di sini Yesus ditampilkan sebagai pokok
anggur, sedangkan kita adalah ranting dan cabangnya. Kita diminta untuk tetap
bersatu dengan pokok dan menghasilkan buah.
Pangkalpinang,
30 September 2016
by:
adrian
Baca
juga tulisan lainnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar