SANTA BERTHA & SANTO rUPERTUS, PENGAKU
IMAN
Informasi mengenai orang
kudus ini sangat terbatas. Kesaksian tentang hidup Bertha bersama anaknya
Rupertus diberikan oleh St. Hildegardis. Hildegardis, yang masih menyaksikan
saat-saat terakhir hidup Bertha, menulis cerita yang sangat menarik tentang
Bertha dan puteranya. Katanya, Rupertus merupakan hasil perkawinan Bertha
dengan seorang pria yang masih kafir. Keluarga Berta tergolong turunan Pangeran
Lorraine. Berta memiliki kekayaan berlimpah di Rhine dan Nahe.
Suami Bertha meninggal dunia
dalam peperangan ketika Rupertus masih bayi. Sepeninggal suaminya, Bertha
mencurahkan seluruh perhatian pada pendidikan Rupertus agar dia berkembang
menjadi seorang Kristen yang taat pada Tuhan. rahmat Tuhan menaungi Bertha
hingga ia berhasil membentuk Rupertus menjadi orang beriman yang baik. Bahkan kemudian
hari Rupertus balik mempengaruhi ibunya untuk memperhatikan anak-anak miskin di
daerah itu.
“Lihat, siapa anak-anak itu?
Anak-anak miskin itu adalah anak-anak ibu juga,” kata Rupertus kepada ibunya
ketika ia melihat kerumunan anak-anak miskin di kotanya. “Tetapi pertama-tama
kita harus lebih menaati Tuhan dan membagikan makanan kita kepada mereka yang
kelaparan, dan pakaian kepada mereka yang tidak memilikinya,” lanjut Rupertus.
Kata-kata Rupertus menyentuh
hati keibuan Bertha, sehingga ia langsung mendirikan beberapa rumah penginapan
bagi anak-anak malang itu. ketika Rupertus berusia 12 tahun, ia bersama ibunya
berziarah ke makam para rasul di Roma. Sekembali mereka dari ziarah itu,
keduanya hidup sebagai petapa di pegunungan dekat Bingen.
Mereka membagikan harta
kekayaannya kepada orang-orang miskin, sedangkan mereka sendiri menjalani hidup
miskin di pertapaan. Pada umur 20 tahun Rupertus meninggal dunia. Ibunya terus
melanjutkan hidup bertapa di pegunungan itu selama 25 tahun. Ketika meninggal
dunia Bertha dikuburkan di samping anaknya di dalam biara yang didirikannya di
kota Nahe.
sumber:
Iman Katolik
Baca
juga orang kudus hari ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar