Renungan Hari Jumat Paskah V, Thn B/I
Bac I Kis 15: 22 – 31; Injil Yoh 15: 12 – 17;
Sabda Tuhan hari ini mau
berbicara tentang perintah. Dalam bacaan pertama, “perintah” itu terlihat dalam
isi surat para rasul yang merupakan hasil keputusan konsili. Perintah itu
dibuat demi kebaikan umat, bukan untuk kepentingan para rasul. Jadi, diharapkan
bahwa dengan surat keputusan itu, jemaat di luar Yerusalem, khususnya di
Antiokia, tidak lagi merasa gelisah dan goyah imannya. Satu hal yang menarik
yang dikatakan dalam surat itu adalah bahwa perintah yang tertulis bukan
merupakan keputusan para rasul saja, melainkan yang pertama dan utama adalah
keputusan Roh Kudus (ay. 28). Jemaat merasa senang dengan “perintah” itu karena
dirasakan menghibur (ay. 31).
Dalam Injil Yesus memberikan
perintah, yaitu supaya “saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”
(ay. 12). Tentulah perintah ini sungguh menyenangkan, bukan saja karena para
murid sudah dikasihi, melainkan juga karena mereka diangap sebagai sahabat.
Mereka bukan lagi hamba, karena hamba tidak tahu apa yang akan dilakukan
tuannya (ay. 15). Mereka menjadi sahabat. Ada kesetaraan dalam relasi. Inilah
yang membahagiakan mereka.
Perintah menjadi tema utama
dalam bacaan liturgi hari ini. Baik bacaan pertama maupun Injil sama-sama
menyatakan bahwa perintah itu menyenangkan dan menghibur. Dalam kehidupan
seringkali kita menerima perintah dari orang lain, salah satunya dari atasan
kita. Terkadang juga kita membuat dan memberi perintah kepada orang lain.
Menjadi pertanyaan kita adalah apakah perintah itu menyenangkan dan menghibur?
Kunci kesenangan dan penghiburan dalam perintah ada pada kasih. Karena itulah,
Tuhan menghendaki supaya kita senantiasa mendahulukan kasih dalam
perintah-perintah kita pada orang lain.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar