SANTA DYMPHNA, MARTIR & PENGAKU IMAN
Riwayat hidup orang kudus
ini tidak diketahui secara pasti. Melalui cerita-cerita yang beredar tentang
hidupnya, diketahui bahwa Dymphna lahir pada abad VII. Ayahnya yang
berkebangsaan Irlandia itu adalah seorang bangsawan kaya raya yang menjabat
sebagai Kepala Daerah. Namun ia masih kafir. Sang ibu yang sudah katolik
mengajari Dymphna ajaran-ajaran iman katolik dan tata cara hidup Kristen berdasarkan
ajaran-ajaran iman itu. Ketika Dymphna berusia 14 tahun, ibunya meninggal
dunia. Ayahnya mengalami gangguan jiwa yang cukup parah karena peristiwa duka
itu. Ia menyuruh pergi pegawai-pegawainya ke seluruh pelosok wilayah kekuasaan
maupun daerah-daerah lainnya untuk mencari wanita-wanita berdarah bangsawan,
yang mirip dengan isterinya untuk dinikainya sebagai isteri. Karena tak seorang
pun ditemukan, maka dia dinasehati untuk mengawini Dymphna, anaknya.
Mendengar desas-desus ini, Dymphna
ketakutan sekali. Akhirnya ia memutuskan untuk melarikan diri ke Antwerpen
ditemani oleh Bapa Pengakuannya, Gerebernus, dan dua orang lainnya. Di Antwerpen,
mereka mendirikan sebuah rumah doa di Gheel, dekat Amsterdam, dan menjalani
hidup sebagai petapa. Mendengar bahwa anaknya berada di Belgia, Damon, ayah Dymphna
menyusul ke sana untuk menemui anaknya. Tetapi ketika bertemu Dymphna, bukannya
ia mengajaknya pulang secara baik-baik melainkan menyuruh pegawal-pengawalnya
menyeret Dymphna. Mereka pun diperintahkan membunuh Gerebernus dan dua orang
rekaannya. Mereka memenggal kepala ketiga petapa itu, sedangkan Dymphna dibawa
pulang ke Irlandia.
Karena ayahnya memperlakukan
dia secara kejam, Dymphna dengan tegas menolak pulang ke Irlandia. Karena itu Dymphna
pun dipenggal kepalanya. Peristiwa itu terjadi pada tahun 620 tatkala Dymphna
baru berumur 15 tahun. Pad abad XIII, relikui keempat martir ini ditemukan di
Gheel. Diceritakan bahwa banyak terjadi mujizat di Gheel setelah relikui
keempat martir itu ditemukan. Mujizat-mujizat yang terjadi di kuburan Dymphna
menunjukkan kesucian dan kesalehan hidup Dymphna. Oleh karena itu, Gereja
menggelari dia ‘kudus’ dan mengangkatnya sebagai pelindung para penderita epilepsi
dan sakit jiwa.
sumber Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus 15 Mei:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar