Renungan
Hari Jumat Paskah III, Thn B/I
Bac
I Kis 9: 1 – 20; Injil Yoh 6: 52 – 59;
Dalam Injil kemarin Tuhan Yesus
memperkenalkan Diri-Nya sebagai roti hidup, di mana roti hidup itu adalah
Daging-Nya sendiri (ay. 51). Hari ini Injil kembali menegaskan hal itu. “Sebab
daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.”
(ay. 55). Hal ini menimbulkan kebingungan pada orang Yahudi, “Bagaimana Ia ia
dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” (ay. 52). Kebingungan
ini terjadi karena mereka memakai cara pikir manusiawi.
Hal yang sama juga terjadi pada rekan
seperjalanan Saulus dan juga Ananias dalam bacaan pertama. Dikisahkan bahwa
ketika terjadi perjumpaan antara Yesus dengan Paulus,
“termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan.” (ay. 7). Dan Ananias awalnya menolak
rencana Tuhan Yesus agar dirinya menumpangkan tangannya atas Saulus. Ananias
memakai cara pikir manusianya. Ia melihat bahwa Saulus berusaha jahat terhadap
murid-murid Yesus. Ananias merasa terancam. Namun akhirnya Ananias mau mendengarkan suara Tuhan Yesus
dan melaksanakan rencana-Nya.
Dalam kehidupan seringkali terjadi bahwa
keinginan dan harapan kita tak terwujud. Malahan yang terjadi sungguh di luar
harapan kita. Dan tak jarang pula hal ini terjadi dalam kacamata iman.
Artinya, kehendak Allah tidak sesuai dengan harapan kita atau bertentangan
dengan akal sehat manusiawi. Karena itu, tak sedikit dari kita kecewa dan
menyalahkan Tuhan. Hari ini sabda Tuhan menyadarkan kita untuk menerima
kehendak-Nya sekalipun tidak bisa kita terima secara akal sehat. Tuhan
menghendaki supaya kita beriman kepada-Nya sesuai dengan cara-Nya, bukan dengan
cara kita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar