Sabtu, 24 Januari 2015

Renungan Hari Sabtu Biasa II - Thn I

Renungan Hari Sabtu Biasa II, Thn B/I
Bac I    Ibr 9: 2 – 3, 11 – 14; Injil                 Mrk 3: 20 – 21;

Injil hari ini sangat singkat; cuma dua ayat saja. Namun di sana kita dapat mengenal siapa sosok Yesus itu. Dikisahkan bahwa Yesus tiba di sebuah rumah dan di sana orang banyak datang. Mereka mengerumuni Tuhan Yesus dan bisa dikatakan mereka datang dengan keperluannya masing-masing. Pastilah Tuhan Yesus melayani, karena Dia penuh belas kasih. Hal ini terlihat dari pernyataan makanpun tidak sempat lagi (ay. 20). Kejadian inilah – melayani hingga tak sempat lagi untuk makan – membuat orang berkesimpulan bahwa Dia sudah tak waras lagi (ay. 21). Tak waras di sini bukan dalam arti gila (psikis), tetapi gila melayani sampai-sampai mengorbankan diri sendiri. Tak waras di sini dipahami bahwa Tuhan Yesus sibuk melayani orang banyak tanpa peduli pada diri-Nya sendiri. Inilah pengorbanan yang tinggi.

Tentang pengorbanan inilah yang direfleksikan penulis Surat kepada Orang Ibrani. Dalam bacaan kedua hari ini, pusat refleksi penulis adalah Tuhan Yesus sebagai Imam Besar. Penulis menampilkan perbedaan antara Imam Besar, yang adalah Tuhan Yesus, dengan imam-imam besar lainnya dalam hal membawa korban persembahan. Jika imam-imam besar membawa korban darah anak domba, Tuhan Yesus membawa korban Diri-Nya sediri. Di sini penulis mengacu pada peristiwa salib. Jadi, pada salib ada pengorbanan yang tinggi. Tuhan Yesus mengorbankan diri-Nya demi keselamatan umat manusia.

Sabda Tuhan hari ini berbicara soal pengorbanan. Tuhan Yesus datang ke dunia hendak menyelamatkan manusia dengan cara mengorbankan diri-Nya sendiri. Demi umat Tuhan tidak mementingkan kepentingan pribadi. Nilai inilah yang hendak ditawarkan Tuhan melalui sabda-Nya. Tuhan menghendaki supaya kita memiliki sikap mau dan berani berkorban demi kebaikan orang lain, meski korban itu menuntut pengorbanan kepentingan pribadi. Tuhan tidak mau kita hanya mementingkan kepentingan pribadi dan mengorbankan kepentingan bersama.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar