Renungan Hari Kamis
Biasa XXII, Thn A/II
Bac I 1Kor 3: 18 – 23; Injil Luk 5: 1 – 11;
Hari ini Injil menampilkan kisah Tuhan Yesus dan Petrus menangkap
ikan. Duc in altum. Di sini Tuhan
Yesus hendak melakukan mujizat. Terkesan bahwa awalnya Petrus menolak. Alasannya,
permintaan Tuhan Yesus tidak masuk akal baginya. Dirinya adalah nelayan,
sementara Yesus sama sekali tidak punya latar belakang bahkan pengetahuan
tentang kelautan atau perikanan. Di samping itu, sudah semalam-malaman Petrus
berjuang, namun sia-sia. Akan tetapi, Petrus tidak menunjukkan sikap
sombongnya. Justru ia menampilkan sikap rendah hati dan berserah. “Karena
Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” (ay. 5).
Sikap seperti Petrus inilah yang ditunjukkan Paulus dalam
bacaan kedua. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, Paulus menasehati
umat untuk tidak menipu diri sendiri dengan sikap sombong atau memegahkan diri
sendiri. Sekalipun ada dasar untuk bermegah, tetaplah umat diminta untuk
bersikap rendah hati, karena Tuhan mengetahui rancangan-rancangan umat yang
semuanya adalah sia-sia belaka. Artinya, tak ada gunanya untuk bermegah diri. Di
sini Paulus mau mengajak umat untuk membangun sikap rendah hati.
Tak jarang dalam kehidupan, kita sering membanggakan diri
atas prestasi yang kita miliki. Kita merasa bahwa seolah-olah semua itu
merupakan hasil kerja kita sendiri. Kebanggaan ini terkadang menjerumuskan kita
untuk meninggalkan Tuhan. Kita menyingkirkan Tuhan, karena kita merasa kita-lah
yang lebih berkuasa. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa semua itu adalah
kebodohan bagi Allah. Semua itu sia-sia belaka. Tuhan menghendaki supaya kita
membangun sikap seperti Petrus, yang sekalipun merasa diri tahu segala sesuatu
tentang danau dan teknik menangkap ikan, ia ikuti saja permintaan Yesus. Kita diminta
untuk membangun sikap rendah hati dan berserah diri kepada kehendak Tuhan. Sikap
inilah yang akhirnya mendatangkan kelimpahan hidup.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar