Sabtu, 12 Juli 2014

Renungan Hari Sabtu Biasa XIV - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa XIV, Thn A/II
Bac I    Yes 6: 1 – 8; Injil       Mat 10: 24 – 33;

Dalam Injil hari ini, secara implisit mau dikatakan bahwa Tuhan Yesus meminta para murid-Nya untuk senantiasa mewartakan apa yang telah diajarkan-Nya. Mereka diminta untuk mewartakan itu secara terang-terangan (ay. 27; padanan frase “dalam terang” dan “dari atas atap”). Para murid tak perlu merasa takut, sekalipun untuk semua itu mereka akan mengalami banyak penderitaan dan aniaya. Mereka akan senantiasa dalam perhatian Tuhan Allah. Yesus memberi perbandingan dengan burung pipit yang diperhatikan Bapa (ay. 29). Tak perlu takut pada siapapun yang tak tak mampu menyentuh jiwa. Rasa takut hanya ditujukan kepada Allah yang dapat membinasakan bukan hanya tubuh tapi jiwa juga.

Rasa takut inilah yang dialami Yesaya dalam bacaan pertama. Dalam kitabnya, Yesaya awalnya memberi gambaran tentang Tuhan Allah yang maha dahsyat. Lukisan yang begitu sempurna membuat Yesaya merasa tak pantas, apalagi dirinya sudah melihat Allah secara langsung (ay. 5). Ketidakpantasan itu terletak pada keberdosaan. Bagi Yesaya, Tuhan Allah memiliki kuasa untuk membinasakan dirinya, jiwa dan raga. Karena itulah, Yesaya merasa takut.

Sabda Tuhan hari ini pertama-tama mau memberitahu kita bahwa Tuhan Allah akan senantiasa memperhatikan kehidupan kita. Tuhan memang mahakudus dan mahakuasa, sementara kita makhluk berdosa. Dosa tidak lantas membuat kita jauh dari Tuhan, justru sebaliknya, kita diajak untuk mendekat pada-Nya. Selain itu, melalui sabda-Nya, Tuhan mau menegaskan bahwa hanya kepada Dia saja kita menaruh rasa hormat, alias takut. Tuhan menghendaki supaya kita hanya takut kepada Tuhan. Rasa takut ini akan menimbulkan rasa hormat dan berserah pada Tuhan.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar