Renungan
Hari Minggu Prapaskah III, Thn A/I
Bac
I : Kel 17: 3 – 7; Bac II : Rom 5:1 – 2, 5 – 8;
Injil
: Yoh 4: 5 – 42
Dalam Injil hari ini, Yohanes mengungkapkan dua tema pengajaran,
yaitu soal air kehidupan dan soal makanan. Tema air kehidupan tampak dalam
pembicaraan antara Yesus dengan wanita Samaria. Di sana Yesus memperkenalkan
diri-Nya sebagai air kehidupan, yang dapat menghapuskan dahaga manusia. Dibutuhkan
kepercayaan kepada-Nya. Dan itulah yang terjadi dengan wanita Samaria itu.
Gambaran Yesus sebagai air kehidupan, mirip dalam kisah bangsa
Israel Perjanjian Lama. Dalam bacaan pertama dikisahkan bagaimana umat Israel
nyaris mati kehausan di padang gurun setelah keluar dari Mesir. Penderitaan yang
mereka hadapi membuat mereka kehilangan harapan dan kepercayaan kepada Allah. Karena
itulah mereka bersungut-sungut. Namun Allah masih menunjukkan kasih-Nya. Melalui
Musa, Allah mengeluarkan air dari gunung batu sehingga menghilangkan dahaga
umat Israel.
Bacaan kedua seakan merefleksikan kedua bacaan lain. Dalam suratnya
kepada jemaat di Roma, Paulus melihat bahwa Allah, melalui Putera-Nya Yesus
Kristus, mencurahkan kasih-Nya kepada kita, sekalipun kita lemah. Kematian Yesus
menghapus kelemahan kita, ibarat air kehidupan yang menghilangkan dahaga. Oleh karena
itu, sebagaimana wanita Samaria yang akhirnya percaya kepada Yesus, Paulus juga
meminta kepada jemaat untuk tetap beriman “kepada kasih karunia ini.” (ay. 2)
serta tetap bermegah dalam pengharapan.
Setiap kita tentulah pernah merasakan kehausan. Rasa haus hanya
hilang bila kita minum air. Sabda Tuhan hari ini pertama-tama menyadarkan kita
bahwa kasih karunia Allah itu ibarat air yang melepaskan dahaga. Yesus adalah
air kehidupan. Dia akan melepaskan dahaga kehidupan kita jika kita mau datang
dan percaya kepada-Nya. Akan tetapi, melalui sabda-Nya ini, Tuhan menghendaki
kita untuk meneladani wanita Samaria dalam Injil. Setelah sadar, ia
memperkenalkan air kehidupan dan membawa orang lain kepada air kehidupan. Tuhan
juga menghendaki kita demikian. Hal ini dapat menjadi aksi puasa di masa prapaskah
kita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar