Renungan Hari Jumat
Prapaskah II, Thn A/II
Bac I : Kej 37: 3–4, 12–13, 17–28; Injil : Mat 21: 33 – 43, 45 – 46
Bacaan pertama hari ini mengisahkan tentang nasib Yusuf,
putra bungsu Yakob. Sebagai putra bungsu, Yusuf sangat disayang oleh ayahnya. Yusuf
bukan hanya sekedar anak kesayangan, melainkan juga kepercayaan Yakob. Sikap Yakob
yang mengistimewakan Yusuf ini menimbulkan rasa cemburu dalam diri
saudara-saudaranya. Karena itu, pada suatu kesempatan, mereka berencana untuk
membunuhnya, yang kemudian berubah menjadi menjualnya.
Kisah Yusuf dalam bacaan pertama, mirip dengan kisah yang
diceritakan Yesus dalam Injil hari ini. Seorang tuan kebun anggur ingin
menikmati hasil dari kebunnya yang dipercayakan kepada para penggarap. Ia akhirnya
mengutus putranya yang dikasihi dan terpercaya. Namun nasib putranya ini mirip
dengan nasib Yusuf, malah lebih tragis lagi. Dia dibunuh oleh para penggarap. Memang cerita Yesus ini
sama sekali tidak ada kaitannya dengan kisah Yusuf. Cerita Yesus ini mau
menggambarkan tentang Diri-Nya sendiri. Karena itulah, setelah mendengar cerita itu,
para imam kepala dan orang-orang Farisi sadar “bahwa merekalah yang
dimaksudkan-Nya.” (ay. 45).
Hari ini sabda Tuhan mau mengajak kita untuk tahu diri. Kita hidup
di dunia karena kemurahan Tuhan. Kita ini ibarat para penggarap, yang sudah
dipercayakan Tuhan. Oleh karena itu, kita dituntut untuk bertanggung jawab. Seringkali
kita tidak tahu diri, sehingga mau hidup seenaknya saja. Dan ketika ada orang
lain yang menunjukkan tanggung jawab imannya, kita merasa iri hati dan berusaha
untuk menyingkirkannya. Karena itu, di masa prapaskah ini, pesan Tuhan, lewat
sabda-Nya, adalah agar kita bertobat. Kita diajak untuk tahu diri akan apa yang
sudah kita dapat dari Allah.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar