Renungan Hari Minggu
Adven III, Thn A/II
Bac I : Yes 35: 1 – 6a, 10; Bac II : Yak 5: 7 – 10;
Injil : Mat 11: 2 – 11
Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita bahwa buah
dari kesabaran adalah sukacita. Yakobus, dalam bacaan kedua, mengajak jemaat untuk bersabar pada kedatangan Tuhan. Yakobus mengibaratkan dengan seorang
petani yang sabar menanti penenan; dan jika musim panen tiba, maka akan ada
sukacita. Sikap bersabar yang dikehendaki Yakobus adalah sikap berserah, bukan “bersungut-sungut
dan saling mempersalahkan” (ay. 9).
Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Yesaya, memberikan
gambaran sukacita itu. Sukacita itu terjadi karena umat tetap setia sampai pada
kedatangan Tuhan. Kesetiaan merupakan wujud lain dari kesabaran. Gambaran sukacita yang dilukiskan Yesaya bukan hanya terlihat
dari ungkapan alam, melainkan juga ungkapan manusiawi.
Injil sedikit melukiskan situasi batin Yohanes Pembaptis yang
dalam penantian akan kedatangan Juru Selamat. Terbersit keraguan atau
ketidaksabaran di hatinya sehingga ia harus mengutus para muridnya untuk
bertanya kepada Yesus, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan
orang lain?” (ay. 3). Yesus tidak langsung menjawab to the point, melainkan memberikan gambaran sebagaimana yang
diungkapkan Yesaya dalam bacaan pertama. Sukacita mendatangkan sukacita.
Tuhan pada hari ini mau mengajak kita untuk tetap optimis
dalam masa penantian. Bukan sekedar
sabar saja, melainkan sabar dengan sikap optimis. Karena, jika hanya sekedar
bersabar, maka akan muncul sikap pesimis yang berujung pada tindakan
sungut-sungut dan saling mempersalahkan. Dengan sikap optimis, maka akan ada
sukacita dalam penantian dan kesabaran itu. Dan pada akhirnya sukacita akan
melahirkan sukacita sebagai buah dari kesabaran.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar