Renungan Hari Senin Pekan Biasa XXVII B/II
Bac I Gal 1: 6 – 12 ; Injil Luk 10: 25 – 37
Injil hari ini, jika mau diberi
judul, sepertinya kurang pas kalau dikatakan “Orang Samaria yang Murah Hati.
Judul yang cocok untuk Injil hari ini, yang menggambarkan isi kisah dalam Injil
adalah “Orang Samaria yang Luar Biasa.”
Mengapa orang Samaria luar biasa.
Pertama sekali harus dilihat adalah siapa yang dia tolong: musuhnya; orang yang
membenci dirinya karena ke-Samaria-an dirinya. Jadi, sekalipun dia tahu bahwa
orang yang sekarat di hadapan matanya itu adalah musuhnya, dia tetap
mengulurkan tangan untuk membantu.
Hal lain yang membuat orang Samaria
ini luar biasa adalah apa yang dilakukannya. Dia membersihkan luka-luka orang
itu, lalu membalutnya. Dia sendiri mengangkat orang itu ke atas keledai
tunggangannya, membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Ketika dikatakan
“membawa ke penginapan” itu berarti orang Samaria berjalan kaki menuntun
keledainya. Orang Samaria itu juga yang membayar penginapan dan biaya
perawatan. Apa yang didapat orang Samaria? Tidak ada. Sebelum orang sekarat
tadi sadar, orang Samaria itu sudah pergi.
Dalam kisah ini Tuhan mau
menunjukkan soal “belas kasih.” Orang Samaria sudah menunjukkan belas kasihnya.
Belas kasih orang Samaria itu tanpa pandang bulu dan tanpa pamrih. Orang
Samaria tidak melihat orang yang sekarat itu adalah musuhnya; ia tidak melihat
orang itu adalah orang Yerusalem. Yang dilihatnya adalah manusia yang
membutuhkan pertolongan. Belas kasih orang Samaria juga tanpa pamrih. Dia tidak
mendapatkan imbalan sepeser apa pun. Dan dia tidak mengharapkan apa-apa dari
orang yang ditolongnya. Kesembuhan merupakan harapan orang Samaria buat orang
Yerusalem.
Hari ini, melalui kisah Injil ini,
kita diajak untuk mewujudkan belas kasih kepada siapa saja, tanpa memandang
suku, ras, agama ataupun golongan. Kita juga diajak untuk melakukan belas kasih
tanpa pamrih. Inilah kehendak Allah.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar