Renungan
Hari Minggu Biasa XXIV – C
Bac
I Kel 32: 7 – 11, 13 – 14; Bac II 1Tim 1: 12 – 17
Injil Lukas 15: 1 – 32
Sabda Tuhan hari ini mempunyai
tema Allah yang mengampuni. Ini hendak memperlihatkan wajah Allah yang
maharahim. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Keluaran, tampak Allah
marah akan kelakuan umat Israel yang berdosa. Allah telah merencanakan
malapetaka buat mereka. Namun Musa berhasil membujuk Allah demi janji Allah
pada Abraham, Ishak dan Yakub. Kerahiman Allah ini pernah dirasakan juga oleh
rasul Paulus. Dalam bacaan kedua, dari suratnya yang kedua kepada Timotius,
Paulus mengatakan bahwa di antara orang yang berdosa “akulah yang paling
berdosa” (ay. 15). Akan tetapi justru karena itu Yesus Kristus, yang adalah
wajah kasih Allah, menunjukkan kesabaran-Nya.
Dalam Injil Yesus menunjukkan
kerahiman Allah dengan memberi perumpamaan domba yang hilang. Perumpamaan ini tidak
hanya mengajarkan soal kerahiman Allah tetapi juga bahwa kerahiman Allah itu di
luar akal sehat manusia. Demi mencari seekor domba yang hilang sang gembala
rela meninggalkan 99 ekor di padang untuk mencari yang hilang. Kerahiman Allah bukanlah
hitung-hitungan matematis-bisnis. Kerahiman Allah adalah demi keselamatan,
karena Allah tak mau seorang pun binasa. Yesus pernah bersabda, “Tidak
seorangpun yang Kubiarkan binasa.” (Yoh 18: 9).
Hari ini Tuhan menyadarkan
kita betapa Allah itu maha pengampun. Dia maha Rahim. Kerahiman-Nya nyata dalam
pengampunan. Tak ada dosa yang lebih besar daripada kerahiman Allah. Sebesar apa
pun dosa kita, kerahiman Allah jauh lebih besar. Satu hal yang perlu diketahui
adalah bahwa besarnya kerahiman Allah bukan lantas membuat kita begitu mudah
jatuh ke dalam dosa. Ada orang berkata, “Akh, biarlah aku jatuh ke dalam dosa;
toh Allah itu maha Rahim.” Ada juga umat yang berkata, “Akh, biarlah aku tidak datang
ke gereja, toh nanti akan dicari.” Keraiman Allah, yang diwartakan dalam bacaan
liturgi hari ini nyata dalam Allah yang tidak menghakimi dan menghukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar