Masa puber merupakan masa pertumbuhan. Ada banyak
perubahan dari diri anak-anak terkait dengan pertumbuhan itu, mulai fisik
hingga psikis. Tak dapat dipungkiri, pertumbuhan tersebut tidak terjadi begitu
saja. Dibutuhkan begitu banyak faktor. Salah satunya adalah hormon. Akan tetapi,
supaya pertumbuhan bisa terjadi atau berjalan normal maka dibutuhkan adanya
keseimbangan hormon. Ada efek bila terjadi ketidak-seimbangan hormon.
Dilansir dari PSIKOLOGI PERKEMBANGAN:
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5), Elizabeth
B. Hurlock mengungkapkan beberapa
efek dari tidak seimbangnya hormon (hlm 197).
Kekurangan Hormon Pertumbuhan
Kurangnya jumlah hormon pertumbuhan pada akhir masa kanak-kanak dan awal
masa puber menyebabkan anak menjadi lebih kecil dari rata-rata pada waktu ia
matang.
Kurangnya Hormon Gonad
Kalau hormone gonad tidak cukup banyak dikeluarkan atau dikeluarkan agak
terlambat untuk dapat mengawasi hormone pertumbuhan, maka pertumbuhan anggota
badan berlangsung terlalu lama dan individu menjadi lebih besar dari rata-rata.
Kurangnya jumlah hormon-hormon gonad juga mempengaruhi perkembangan normal
organ-organ seks dan cirri-ciri seks sekunder sehingga individu tetap kekanak-kanakan
atau mengambil cirri-ciri lawan jenis, bergantung pada kapan terjadinya
gangguan dalam siklus perkembangan.
Persediaan Hormon Gonad yang Berlebihan
Ketidakseimbangan dalam berfungsinya kelenjar pituitary dan gonad dalam
jumlah yang berlebihan pada usia sangat muda, mengakibatkan permulaan masa
puber kadang-kadang dimulai sedini usia lima atau enam tahun. Ini dikenal
sebagai masa puber yang terlalu awal atau puberty precox. Meskipun
anak tersebut matang secara seksual dalam arti bahwa organ-organ seks sudah
mulai berfungsi, tetapi bentuknya masih kecil dan ciri-ciri seks sekunder
belum berkembang seperti anak yang matang pada usia normal.
diolah kembali dri tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar