Pada catatan hujan bulan
Agustus diketahui bahwa curah hujan sangat tinggi. Sepanjang bulan tersebut
hanya 6 hari saja yang tak ada hujan turun. Prediksi kita waktu itu adalah
bahwa bulan September masih akan turun hujan.
Ternyata prediksi
tersebut tidaklah jauh meleset. Sepanjang bulan September ini hari-hari
senantiasa diwarnai dengan turunnya hujan dengan intensitas yang bervariasi,
dari ringan hingga lebat. Durasi waktu (lamanya) pun tak jauh berbeda dengan
bulan lalu. Namun tetap patut diakui kalau curah hujan, dengan intensitas dan
durasinya, bulan Agustus lebih tinggi daripada bulan September. Selama bulan
September ada 12 hari dimana hujan sama sekali tidak turun. Dan dalam bulan
September ini juga cahaya matahari lebih sering dijumpai daripada bulan
Agustus.
Jadi, bila dibandingkan
dengan bulan Agustus dapatlah dikatakan kalau curah hujan mulai menurun.
Akankah menjadi pertanda kita memasuki musim kemarau? Apakah ini sinyal bahwa bulan
Oktober tidak ada hujan sama sekali? Ataukah ini pertanda situasi kembali
seperti dahulu, dimana bulan dengan akhiran –ber
menjadi tanda musim hujan (akhiran –ber
dikonotasikan dengan ember, yang berarti warga menyiapkan ember untuk menampung
air hujan). Kita akan pantau terus perkembangannya dari Dabo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar