Tanggal 22 Februari Gereja Universal merayakan Pesta Takhta Santo Petrus. Pesta ini bukan semata-mata merayakan kursi jabatan Paus di Vatikan, melainkan lebih pada ungkapan kesatuan sebagai Gereja Universal. Dan dalam merayakan pesta ini, Umat Allah, khususnya pimpinan Gereja diajak untuk merefleksikan makna jabatan dalam ajaran Sang Guru, Tuhan kita Yesus Kristus.
Cukup menarik kalau melihat dan membaca
bacaan pertama dalam perayaan ekaristi pesta hari ini yang diambil dari Surat
Rasul Petrus yang pertama. Di sini Petrus, sebagai pemimpin, memberikan nasehat
kepada para pemimpin umat. Kalau kita membacanya, memang konteks ceritanya
terjadi pada masa lalu, namun masih relevan untuk masa sekarang. Bagaimana
Surat Rasul Petrus ini dibacakan untuk konteks kini?
1Ptr 5:1 Aku
menasihatkan kalian, para uskup dan para imam, aku sebagai rekan seimamat dan
saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang
akan dinyatakan kelak.
1Ptr
5:2 Gembalakanlah
Umat Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai
dengan kehendak Allah. Hendaknya pelayananmu merupakan pengabdian diri,
bukannya mencari pujian, kuasa dan kekayaan.
1Ptr
5:3 Janganlah kamu
berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu,
tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi mereka. Ingat, kalian sudah
mengikrarkan janji selibat, ketaatan dan kemiskinan. Tunjukkanlah itu dalam
hidupmu sebagai teladan hidup.
1Ptr
5:4 Maka kamu,
apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak
dapat layu.
diambil
dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar