Bagi
umat islam, Al-Qur’an adalah pedoman atau petunjuk hidup. Hidup umat islam didasarkan pada
Al-Qur’an. Apa yang dikatakan Al-Qur’an, itulah yang diyakini oleh umat islam.
Hal ini disebabkan karena umat islam percaya bahwa Al-Qur’an itu langsung
berasal dari Allah SWT. Kalimat-kalimat yang ada di dalamnya merupakan kalimat
Allah SWT sendiri. Karena Allah itu diyakini sebagai mahabenar, maka
perkataan-perkataan dari dalam Al-Qur’an juga merupakan kebenaran, sehingga
wajib diikuti. Di luar itu patut diragukan kebenarannya.
Misalnya,
umat islam yakin bahwa yang mati di kayu salib itu bukan Yesus, sebagaimana
diyakini orang Kristen dan juga dunia karena berdasarkan catatan sejarah,
melainkan orang yang diserupakan dengan-Nya. Dasar keyakinan itu ada dalam
Al-Qur’an (QS an-Nisa: 157). Umat islam yakin karena Allah SWT telah mengatakan
demikian. Umat islam tidak mau mendengarkan informasi dari catatan sejarah
dunia, karena kebenarannya meragukan. Demikian pula soal matahari yang beredar
pada orbitnya. Umat islam percaya bahwa hal itu memanglah demikian, karena
Allah sendiri mengatakannya demikian (QS Ibrahim: 33; QS Yasin: 38 dan 40; QS
al-Anbiya: 33; QS ar-Rahman: 5). Bagi umat islam, apa yang dikatakan ilmu
pengetahuan tidaklah benar.
Jadi,
karena merupakan perkataan langsung Allah SWT, hidup umat islam selalu mengacu
pada Al-Qur’an. Apa dan bagaimana kata Al-Qur’an tentang umat islam sendiri?
Sebagaimana yang sudah diketahui umum, jamak ditemukan istilah islam moderat. Umumnya orang memahami
“islam moderat” sebagai lawan dari islam radikal. Islam moderat adalah kelompok
umat islam yang berusaha menampilkan wajah islam yang toleran. Menjadi
persoalan, apakah Al-Qur’an ada menyebut islam moderat?
Penelusuran
atas Al-Qur’an jelas tidak ditemukan frase islam moderat. Artinya, tidak pernah
Allah SWT menyebut jenis islam yang moderat. Dengan demikian bisa dikatakan
bahwa kebenaran islam moderat patut diragukan, karena tidak berasal dari Allah
SWT atau mungkin juga tidak dikehendaki Allah SWT. Lantas, apa saja jenis-jenis
umat islam menurut Al-Qur’an?
Bisa
dikatakan bahwa secara umum umat islam terbagi dalam 2 kelompok besar, yaitu
umat islam yang dikehendaki Allah dan umat islam yang tidak dikehendaki Allah.
Umat islam yang dikehendaki Allah SWT adalah umat islam yang sejati. Al-Qur’an
selalu menyebutnya dengan umat beriman. Jenis umat islam yang ini adalah umat islam yang selalu melaksanakan semua
perintah Allah SWT. Perintah Allah SWT ini tidak hanya sebatas menjalankan
shalat 5 waktu, membayar zakat, berpuasa dan naik haji. Ada banyak perintah
Allah untuk dijalankan oleh setiap orang yang mengaku islam. Perintah itu bisa
langsung berasal dari Allah, bisa juga datang dari mulut nabi Muhammad SAW.
Sekalipun berasal dari Muhammad, namun nilainya sama, karena Allah sendiri
sudah berkata, “Barang siapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia
telah menaati Allah.” (QS an-Nisa: 80).
Apa
saja perintah Allah SWT (dan juga Muhammad) kepada umat islam sebagai suatu
kewajiban?
01. Berperang,
berjihad, memenggal kepala dan memotong ujung jari serta membunuh orang kafir.
Yang dimaksud orang kafir adalah orang yang tidak beragama islam.
02. Menebarkan
ketakutan (terror) kepada orang non muslim.
03. Membunuh
umat islam yang murtad dan membunuh orang yang menghina islam (Allah SWT,
Al-Qur’an dan nabi Muhammad SAW)
04. Mandi
seminggu sekali
05. Tidak
menjalin relasi dengan orang kafir
06. Tidak
memilih orang kafir sebagai pemimpin
07. Tidak
boleh menaati orang kafir
08. Tidak
menggunakan wadah yang terbuat dari bahan emas dan perak
09. Tidak
boleh makan dengan tangan kiri
10. Tidak
boleh mengenakan cincin emas dan perak
11. Tidak
boleh makan babi dan/atau memelihara anjing
12. Tidak
boleh mengonsumsi miras
13. Tidak
boleh memiliki atau menyimpan patung, foto atau gambar
Masih
banyak lagi kewajiban umat islam yang merupakan perintah Allah. Melihat
kewajiban-kewajiban di atas, maka bisalah dipastikan bahwa islam sejati adalah
islam yang tidak toleran sekaligus teroris. Karena itu, harus dikatakan bahwa
islam moderat bukanlah islam sejati.
Kelompok
kedua adalah umat islam yang tidak dikehendaki Allah SWT. Ada 2 jenis islam
dalam kelompok ini, yaitu kaum fasik dan kaum munafik. Orang munafik adalah
orang yang dilahirkan beriman (islam) akan tetapi sebenarnya batinnya tidak
islam. Sedangkan orang fasik adalah orang islam yang meninggalkan kewajibannya
dan mengerjakan perbuatan yang diharamkan. Ada keterkaitan langsung antara
orang munafik dan orang fasik. Karena batinnya tidak islam, maka yang tampil di
permukaan adalah tidak melaksanakan kewajiban islamnya. Karena itu, Allah SWT
berkata, “Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” (QS
at-Taubah: 67).
Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa orang munafik dan/atau orang fasik adalah orang
islam yang tidak melakukan kewajibannya sebagai umat islam. Mereka tidak
membunuh atau meneror orang kafir; malah menjalin kerja sama dan bergaul
dengannya. Mereka juga tidak membunuh orang yang telah menghina agama islam
atau membunuh umat islam yang telah meninggalkan agama islam. Orang
munafik/fasik adalah umat islam yang menyimpan foto, gambar atau patung di
rumahnya, memelihara anjing dan mengenakan cincin emas/perak. Orang
munafik/fasik adalah umat islam yang makan dengan tangan kiri, mengonsumsi babi
dan miras. Dan masih banyak lagi kewajiban yang dilanggar. Pada prinsipnya,
orang munafik/fasik bukanlah umat islam sejati karena mereka suka melanggar
perintah Allah SWT dalam kehidupannya.
Apa
hukuman bagi umat islam yang tidak menjalankan kewajiban islamnya? Al-Qur’an
mengatakan bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih (QS an-Nisa: 138; QS
al-Ahzab: 73; QS al-Fath: 6; QS al-Araf: 165) dan akan dibinasakan (QS
al-Ahqaf: 35). Pada akhir zaman, orang munafik/fasik akan dicampakkan ke dalam
neraka jahanam (QS as-Sadjah: 20), bahkan di bagian paling bawah (QS an-Nisa: 145;
QS at-Taubah: 63).
Bagaimana
sikap islam sejati terhadap kaum munafik dan fasik ini? Apakah seperti sikap
mereka kepada orang kafir?
Sangat
menarik kalau mendengarkan perkatakan Al-Qur’an. Seperti yang telah disampaikan
di atas, kaum munafik adalah juga kaum fasik. Dengan kata lain, orang fasik
sama dengan orang munafik. Al-Qur’an menyebut juga bahwa orang munafik adalah
orang kafir (QS an-Nisa: 88). Jadi bisa dikatakan bahwa orang munafik dan orang
fasik adalah juga orang kafir. Karena itu, perlakukan terhadap orang kafir bisa
diterapkan juga kepada orang munafik dan fasik. Jadi, umat islam sejati harus
membunuh orang islam yang melanggar kewajiban islamnya.
Demikianlah
uraian singkat mengenai jenis umat islam. Sangat jelas, “islam moderat” tidak
masuk ke dalam kategori jenis islam, karena tidak dikatakan dalam Al-Qur’an.
Artinya, kebenaran islam ini patut diragukan. Berkaca dari penjelasan di atas,
kita dapat bertanya islam jenis apa yang ada di Indonesia?
Lingga, 10 Sept 2020
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar