Manusia adalah makhluk
sosial. Kesosialannya membuat setiap orang hidup berdampingan dengan orang
lain. Dari akar katanya, sosial berarti teman. Karena itulah, sebagai makhluk
sosial, setiap manusia selalu menjalin pertemanan dengan orang lain.
Akan tetapi tidak semua pertemanan itu sehat. Penulis Kitab Amsal
pernah berkata, “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga
sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.” (Ams 18: 24). Dalam
hubungan pertemanan yang sehat, satu pihak akan mencoba untuk menghormati dan
membantu yang lain. Sementara dalam persahabatan yang tidak sehat, teman
mungkin justru akan bersikap seolah-olah sebagai atasan atau menggertak di
setiap kesempatan.
Teman yang tidak sehat ini suka mengendalikan dan menuntut demi
kepentingan dirinya. Berikut ini beberapa ciri yang akan memberi kita petunjuk
perihal teman kita.
1. Mereka memutuskan apa yang terjadi
Orang yang peduli pada hidup
kita itu baik, tetapi saat kita melihat teman mengendalikan keputusan yang kita
buat, itu tanda bahwa kita perlu menghindari mereka. Tipe teman seperti ini
akan membuat kita merasa tidak berhak untuk mengemukakan pendapat sendiri.
Mereka akan sering memantau aktivitas dan menunjukkan kesalahan kita untuk
membuat kita merasa tidak berharga.
2. Mereka berharap kita patuh
Karena mereka adalah pihak yang membuat sebagian besar keputusan,
mereka berharap kita untuk setuju apa pun yang mereka putuskan. Ini karena
mereka percaya, setiap tindakannya benar. Seperti meminta kita untuk tidak
menghabiskan waktu bersama teman lain dan mengkritik pilihan kita. Mereka
senang jika kita bersikap seperti anak yang patuh dan tidak mempunyai pendapat
atau pemikiran pribadi.
3. Mereka menuntut kita mendengarkan
Suka atau tidak, pendapat kita dibuang begitu saja. Jika teman
meminta kita melakukan sesuatu, itu artinya harus diikuti. Teman yang bersifat
demikian akan menjadi agresif saat kita tidak mendengarkan mereka atau
melakukan sesuatu dengan cara kita. Selain itu, kita akan dihadapkan pada
perilaku kasar dan “drama”. Mereka akan membuat kita merasa bersalah atau
mengejek kita karena tidak mendengarkan nasehatnya.
4. Mereka sering berargumen tentang hal sepele
Senang berdebat untuk membuktikan diri mereka benar dan
menyalahkan kita sepenuhnya. Bahkan jika masalahnya sepele, mereka akan
berargumen dengan cara yang aneh. Misalnya, mereka segera marah apabila kita
tidak segera menerima panggilan atau merespons pesan mereka. Selain itu, mereka
akan sering mengingatkan kesalahan dan kekurangan kita untuk membuat kita rendah
diri dan bersalah atas masalah yang timbul.
5. Mereka tidak peduli hal yang kita suka atau tidak suka
Teman yang suka mengendalikan, tidak akan peduli dengan pilihan
kita karena mereka hanya mementingkan diri mereka. Oleh karena itu, mereka
tidak pusing memikirkan apa yang kita inginkan atau tidak suka. Sebaliknya
mereka bisa memaksakan pilihannya pada kita. Mereka juga akan merasa cemburu
dan bersikap kasar saat kita berinteraksi atau dekat dengan orang lain.
6. Mereka akan mengusik ruang pribadi
Teman yang mempunyai kepribadian “bossy” tidak akan ragu mengusik
ruang pribadi kita. Memang benar, teman dekat berbagi setiap detail kecil
tentang dirinya. Akan tetapi, teman yang suka mengenalikan tidak memberi kita
izin untuk menjaga ruang pribadi kita dan berusaha mengetahui segala hal.
Mereka tidak mengerti jika setiap orang punya ruang pribadi dan pilihan untuk
memutuskan ingin membagikan sesuatu dengan mereka atau tidak.
7. Mereka mendambakan perhatian
Tipe teman seperti ini selalu haus akan perhatian. Guna
mendapatkan perhatian penuh dari kita, mereka cenderung mengisolasi kita dari
orang lain. Selain itu mereka tidak akan ragu menghubungi kita pada waktu yang
tidak wajar untuk mengutarakan masalahnya. Mereka ingin semua orang meluangkan
waktu untuknya, namun tidak sebaliknya.
DEMIKIANLAH 7 ciri orang yang bersifat “bossy” atau suka
mengendalikan dan mengatur kehidupan orang lain. Orang seperti ini selalu ada
dalam kehidupan relasi kita, khususnya dalam pertemanan. Tentulah tipe teman
yang suka mengendalikan hidup orang lain demi kepentingan pribadinya sangat
tidak membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi orang lain. Putra
Sirakh pernah berkata, “Ada kawan yang menggunakan teman selama ia dalam
kesukaan, tetapi di kala kesukaran berubah menjadi lawan. Ada kawan yang
membantu temannya untuk keuntungan sendiri, dan waktu menghadap pertempuran
mengambil perisai.” (Sir 37: 4 – 5).
Karena itu, jika ada teman yang memiliki 7 ciri di atas, ada baiknya kita mundur dan mencari teman yang sama-sama dapat saling membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi kita. Orang seperti, menurut Putra Sirakh, adalah “kawan yang Cuma namanya saja kawan.” (Sir 37: 1). Maka, mundur merupakan jalan terbaik. Mundur di sini tidak lantas berarti kita membenci atau memusuhinya.
diolah dari Kompas Lifestyle
Tidak ada komentar:
Posting Komentar