
Gereja
harus mengatasi kekerasan, ketidak-adilan dan penindasan, serta tidak bisa
meninggalkan misi evangelisasi dan pelayanannya. Gereja memberi dirinya dengan
kemurahan hati dan kelembutan atas nama orang yang paling kecil dan paling
miskin. Gereja mendengarkan seruan orang di tempat terakhir dan tempat yang
dikucilkan, karena Gereja menyadari dirinya sebagai komunitas peziarah yang
dipanggil untuk memperluas sejarah kehadiran Yesus Kristus yang menyelamatkan.
Paus
Fransiskus berbicara saat merenungkan panggilan Yesus dalam Injil Minggu, 9
Februari 2020 (Mat 5: 13 – 16), agar para murid-Nya menjadi garam dan terang. Penggunaan
bahasa simbolik Yesus itu, ujar Paus Fransiskus, menjabarkan kriteria cara para
murid Tuhan menjalankan misi mereka di dunia.
Diawali
dengan metafora garam, Paus Fransiskus menjelaskan, garam memberi rasa dan
menjaga makanan agar tidak rusak. Maka, “Murid dipanggil untuk menjauhkan
masyarakat dari bahaya dan elemen-elemen merusak yang mencemari kehidupan
manusia.” Orang-orang kristiani melakukannya dengan menentang dosa dan
degradasi moral, serta memberikan kesaksian tentang kejujuran dan solidaritas. Paus
Fransiskus juga memperingatkan akan adanya beberapa godaan untuk dilawan,
termasuk karier, kekuasaan dan kekayaan.
Bahkan
kalau kita jatuh, jelas Paus Fransiskus, menjadi garam berarti memulai lagi
dengan cara baru setiap hari “dengan keberanian dan kesabaran,” seraya
mengupayakan “dialog dan perjumpaan dengan orang lain.” Menjadi garam berarti
juga tidak mencari persetujuan atau pujian, tetapi setia pada ajaran Yesus
untuk melayani saudara-saudari kita dengan rendah hati. “Sikap ini sangat
dibutuhkan!” seru Paus Fransiskus.
Paus
Fransiskus kemudian mengatakan, “terang mengusir kegelapan dan memungkinkan
kita untuk melihat.” Yesus, kata Paus Fransiskus, telah mengusir kegelapan
dosa, meskipun “masih ada bayangan-bayangan di dunia dan di dalam setiap
pribadi.” Terang mengusir kegelapan itu lebih jauh “sehingga terang Kristus
bisa bersinar di antara orang lain.” Memberitakan Injil-Nya, urai Paus
Fransiskus, adalah tugas umat kristiani.
Kita
bisa pancarkan terang Tuhan melalui kata-kata, terutama melalui perbuatan baik,
dengan mengarahkan orang lain “kepada Allah sehingga mereka bisa mengalami
kebaikan dan belas kasih-Nya,” papar Paus Fransiskus. Murid Yesus adalah terang
kalau ketika dia tahu cara menghayati iman di luar ruang sempit, dan membantu
menghilangkan prasangka, fitnah dan membawa cahaya kebenaran ke dalam situasi
yang ternoda oleh kemunafikan dan kebohongan.
Sebelum
memulai Doa Angelus, Paus Fransiskus mengakhiri sambutannya dengan memohon
kepada Perawan Yang Terberkati agar “membantu kita menjadi garam dan terang di
dunia, dan membawa kabar gembira tentang kasih Allah kepada semua orang.”
diolah kembali dari Pena Katolik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar