Dalam
audensi dengan sekelompok wartawan beragama katolik dan protestan dari Jerman
pada 04 April 2019 di Vatikan, Paus Fransiskus meminta mereka untuk
menyampaikan fakta dan berita obyektif, bukan berita bohong dan rumor. Paus
Fransiskus juga mendorong mereka agar terus memberi ruang bagi “pertukaran
analisis, opini dan informasi secara terbuka dan bebas” yang akan “menguntungkan
semua umat manusia di Negara kalian.”
Kelompok
beragam seperti itu memperlihatkan dialog aktif antara televisi dan radio
Gereja dan sekular di Jerman, ungkap Paus Fransiskus. Dialog menciptakan “pemahaman,
wawasan terbuka,” kata Paus Fransiskus. Selain itu, kolaborasi memberi peluang
bagi pertukaran ide dan opini secara terbuka dan bebas. Para wartawan harus
memastikan bahwa upaya mereka fokus pada “fakta dan bukan berita bohong,
obyektifitas dan bukan gosip, riset yang akurat dan bukan berita utama yang
lemah,” lanjut Paus Fransiskus.
Saat
ini, kata Paus Fransiskus, dunia tengah mengalami “evolusi masalah” dimana hak
untuk hidup tengah dipertanyakan, euthanasia dimunculkan, kesetaraan sosial dihambat,
integrasi mengalami kekurangan, dan martabat manusia dan kebebasan nurani
dilanggar. Dalam situasi semacam ini Paus Fransiskus mengatakan bahwa semua
tergantung pada media apakah mau bertanggung jawab untuk “bersikap tegas demi
kepentingan kebebasan umat manusia,” dan bergantung pada komunitas kristiani
apakah mau memberi dukungan untuk “pelayanan ini.”
Paus
Fransiskus juga mendorong para wartawan agar menulis kisah-kisah positif yang memberi
pengharapan. Ia juga mengingatkan mereka bahwa umat manusia hendaknya menjadi
pusat perhatian mereka agar umat manusia tetap hidup layak.
sumber:
UCAN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar