Tentulah setiap orangtua ingin agar anaknya memiliki
rasa percaya diri yang bagus. Percaya diri adalah keyakinan seseorang akan
kemampuan yang dimiliki untuk menampilkan perilaku tertentu atau untuk mencapai
target tertentu. Banyak orangtua berpikir bahwa rasa percaya diri yang bagus
dapat membantu anak berprestasi dan sukses.
Rasa percaya diri bukan sesuatu yang sudah ada dalam
diri seseorang, melainkan butuh pelatihan sejak usia dini melalui berbagai
eksperiensi dan eksplorasi, misalnya dengan menjajal sesuatu, bergerak bebas,
dan lain-lain. Kata Erikson, orangtua yang sanggup memberikan kasih sayang dan
rasa aman, akan memupuk kepercayaan diri anak. Kasih sayang dan rasa aman itu
akan menancapkan kesimpulan dalam pikiran anak: ternyata dunia ini bersikap baik
sehingga tak ada alasan untuk takut.
Orangtua yang pintar mengembangkan naluri berotonomi
si anak (misalnya bebas bermain atas keputusannya), pintar menyalurkan hak
berinisiatif atau yang pintar memberi kesempatan kepada anak untuk mengasah
berbagai kebolehan dan kebiasaan (kompetensi), akan memupuk kepercayaan
dirinya.
Karena itu, model pola asuh negatif menghambat
pertumbuhan rasa percaya diri anak. Pola asuh negatif itu seperti terlalu
sering memberi label negatif pada anak, terlalu sering memotong proses
eksplorasi anak, selalu membuat perbandingan negatif, terlalu mengabaikan
prestasi anak dan suka memberi ancaman atau rasa takut.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar