SANTO PAMBO, PETAPA
Semenjak
masa mudanya, Pambo mengasingkan diri ke sebuah tempat pertapaan di gurun pasir
Mesir. Hidupnya keras, sederhana dan serba kekurangan. Karena dia tidak pandai
membaca, ia berguru pada seorang petapa lain dalam hal membaca dan menghafal
ayat-ayat Mazmur. Selain tidak pandai membaca, Pambo juga dikenal sebagai
seorang petapa yang tidak suka banyak bicara. Namun ia dikenal sebagai
pembimbing rohani yang disenangi.
Apabila
orang meminta nasehat dan bimbingan mengenai suatu soal kerohanian, Pambo selalu
meminta waktu terlebih dahulu untuk merenung dan berdoa. Maksudnya agar dia
dapat memberikan jawaban yang benar dan memuaskan sesuai dengan kehendak Allah.
Santo Athanasius, Uskup Aleksandria, yang kagum akan kesalehan hidup Pambo,
mengundang dia ke Aleksandria untuk memberi kesaksian tentang keallahan Yesus
Kristus, berhadapan dengan ajaran sesat Arianisme yang merajalela di kalangan
umat.
Kepada
rekan-rekannya, Pambo mengatakan, “Berpuasa dan memberi derma dari hasil
keringat sendiri amatlah mulia, namun itu belumlah cukup untuk menjadi seorang
rahib yang berkenan kepada Allah.” Pambo meninggal dunia pada tahun 390.
sumber: Iman Katolik
Baca
juga orang kudus hari ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar