SANTO FELIKS CANTALICE, PENGAKU IMAN
Feliks
lahir pada sekitar tahun 1515 di Cantalice, Italia, dari sebuah keluarga petani
miskin tapi saleh. Sejak masa muda, Feliks bertugas sebagai penjaga ternak. Tak
lama kemudian ia menjadi seorang buruh tani. Sekalipun sibuk dengan pekerjaan
berat dan kasar, Felik tidak larut dalam hal-hal duniawi. Setiap malam Feliks
meluangkan waktu untuk berdoa dalam kamar kecilnya. Bahkan saat kerja pun, di
sela-sela kesibukannya, Feliks menyempatkan diri berdoa.
Ada niat
dalam hati Feliks untuk mengikuti ekaristi setiap hari dan mempersembahkan
seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan. Namun selalu ada penghalang untuk
mewujudkan niatnya itu, sampai suatu hari sebuah kecelakaan membuka jalan
baginya. Ketika hendak memasang bajak pada sapi, sapi-sapi itu memberontak tak
terkendali. Sapi-sapi itu menerjang Feliks dan sekaligus menyeret mata bajak
melindas tubuh Feliks. Teman-temannya mengira Feliks sudah mati, namun Feliks
bangun tanpa luka. Hanya jaketnya yang sobek. Feliks langsung mohon berhenti
kepada majikannya.
Usai
dari peristiwa itu, Feliks mencoba menjawab panggilan Tuhan dengan bergabung ke
Ordo Fransiskan Kapusin. Permohonannya kemudian dikabulkan. Tahun 1543 Feliks
diterima masuk novisiat dalam usia 28 tahun. Ketika masuk novisiat, Feliks
banyak berjuang melawan godaan-godaan. Setan menyerangnya dengan segala macam godaan.
Dia juga diterjang penyakit yang berkepanjangan, sehingga membuat dia terlihat
tak layak menjalani hidup membiara. Tapi kesabaran, ketekunan mengendalikan
diri, doa dan keterbukaannya terhadap para atasannya membantu dia dalam
memperoleh izin untuk mengucapkan kaul-kaulnya.
Usai
mengucapkan kaulnya, Feliks dikirim ke Roma. Di sini, berkat kesalehannya dan
sikapnya yang ramah tamah, Feliks diberi tugas untuk mengumpulkan derma. Tugas ini
dilakukannya selama 42 tahun hingga kematian menjemputnya. Dalam melakukan
tugasnya ini, Feliks selalu mengucapkan “Deo Gratias” – terima kasih Tuhan –
setiap kali menerima derma. Hal ini membuat dia mendapat gelar ‘Bruder Deo
Gratias’.
Adalah
kebiasaan Feliks bahwa setiap kali setelah mengumpulkan semua dermanya ke
biara, ia meluangkan waktu ke gereja. Di sana dia pertama-tama berdoa bagi para
penderma, kemudian dia menumpahkan devosi hatinya kepada Sakramen Mahakudus dan
Bunda Maria. Dia dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk berkomunikasi dengan
Bunda Maria.
Feliks Cantalice
meninggal dunia dengan roman muka kegembiraan, sambil memandang Bunda Allah,
yang mengundangnya masuk ke dalam kebahagiaan sorga, pada 18 Mei 1587. Paus Urbanus
XIII memberinya gelar ‘beato’, dan Paus Clemen XI menerakannya dalam daftar
para santo pada tahun 1709.
sumber: Ordo OFM
Baca
juga orang kudus hari ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar