Renungan
Hari Sabtu Biasa XXV, Thn B/I
Bac
I Za 2: 1 – 5, 10 – 11; Injil Luk 9: 43 – 45;
Bacaan pertama hari ini diambil dari kitab Nabi Zakaria. Di dalam kitabnya, Zakaria menyampaikan penglihatannya. Lewat penglihatan itu mau dikatakan bahwa Tuhan Allah akan tinggal di tengah-tengah umat-Nya (ay. 10 – 11) dan menjadi kemuliaan bagi kota Yerusalem (ay. 5). Di sini bukan hanya mau ditunjukkan keistimewaan kota Yerusalem, tetapi juga terlihat bahwa Allah mau bersolider dengan umat-Nya. Allah ada bersama umat-Nya.
Gambaran Allah yang solider
dengan umat-Nya terlihat juga dalam Injil hari ini. Pada awalnya Injil
mengisahkan keheranan umat atas mujizat yang dilakukan Tuhan Yesus, yaitu
mengusir roh jahat dari seorang anak muda. Lewat peristiwa itu mereka melihat
Allah yang mahabesar. Namun belum puas dengan ketakjuban itu, para murid sudah
dibingungkan dengan pernyataan Tuhan Yesus yang akan menderita. “Anak Manusia
akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” (ay. 44). Dengan menderita, Tuhan
Yesus menunjukkan solidaritas-Nya pada penderitaan manusia. Para rasul tidak
mengerti akan hal ini. Mereka tidak bisa menerima kalau Allah yang hebat itu
harus menderita.
Gambaran Allah yang
menderita ini bukan saja tidak bisa diterima oleh para rasul. Sampai saat ini
pun masih ada orang yang tidak percaya kalau yang disalib itu adalah Tuhan Yesus.
Mereka ini menggunakan cara pikir manusia, yaitu kalau Tuhan itu maha kuasa,
maka Ia dapat lolos dengan mudah dari penderitaan. Hanya manusia saja yang
menderita. Karena itulah, mereka menganggap bahwa yang mati di salib itu adalah orang yang menyerupai Yesus. Sabda Tuhan hari ini menghendaki agar kita tidak takut akan
penderitaan. Lewat sabda-Nya Tuhan mau mengatakan pada kita bahwa di saat kita
mengalami penderitaan, kita tidaklah sendirian. Dia juga pernah menderita.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar