Renungan
Hari Rabu Biasa XXIII, Thn B/I
Bac
I Kol 3: 1 – 11; Injil Luk 6: 20 – 26;
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan dua jenis sabda, yaitu sabda bahagia (ay. 20 – 23) dan sabda celaka (ay. 24 – 26). Tuhan Yesus menyebut mereka yang bahagia, yaitu orang miskin, lapar dan hina, sedangkan calaka adalah orang kaya, kenyang dan hebat. Di sini terlihat jelas kalau sabda bahagia langsung dipertentangkan dengan sabda celaka: miskin dan kaya, lapar dan kenyang, dihina dan dipuji. Pertentangan ini ibarat pertentangan antara langit dan bumi. Orang yang disebut bahagia itu karena hati dan hidupnya tertuju ke surga (langit); mereka bergantung kepada Allah. Sementara mereka yang celaka disebabkan karena mereka keterikatan pada bumi. Mereka lebih mengandalkan kekuatan diri dan dunia.
Pertentangan antara langit
(surga) dan bumi ini juga yang menjadi penegasan ajaran Paulus dalam suratnya
kepada Jemaat di Kolese. Dalam bacaan pertama hari ini, Paulus menasehati umat supaya
memikirkan “perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” (ay. 2). Paulus
merincikan hal-hal duniawi itu, seperti percabulan, kenajisan, hawa nafsu,
nafsu jahat, keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala (ay. 5), serta marah,
geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor juga dusta (ay. 8, 9). Sebagai
manusia baru, kita hendaknya meninggalkan perbuatan duniawi itu “yang
mendatangkan murka Allah (ay. 6).
Sabda Tuhan hari ini
menampilkan kehendak Tuhan atas diri kita. Tuhan menghendaki supaya kita mau
dan berani terlepas dari ikatan dengan dunia. Dunia di sini merupakan gambaran
yang negatif, seperti yang digambarkan Paulus dalam bacaan pertama (ay. 5, 8,
9). Melalui sabda-Nya, Tuhan menginginkan agar dalam kehidupan ini kita
meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat, baik kepada Tuhan, diri sendiri atau
juga sesama. Kita diajak untuk mewartakan kebenaran dan kebajikan.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar