Renungan
Hari Selasa Biasa XVIII, Thn B/I
Bac
I Bil 12: 1 – 13; Injil Mat 14: 22 – 36;
Tema umum sabda Tuhan hari ini adalah ketidakpercayaan. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Bilangan, ketidakpercayaan melahirkan sikap tidak takut. Allah mengecam ketidaktakutan Harun dan Miryam yang mengata-ngatai Musa. Ketidaktakutan itu didasari pada ketidakpercayaan mereka pada Musa, terlebih ketika Musa mengambil seorang perempuan Kush. “Sungguhkah Tuhan berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?” (ay. 2). Di sini mau dikatakan bahwa jika Harun dan Miryam percaya kepada Musa dan kepada Allah, mereka pasti akan takut pada Musa.
Jika bacaan pertama
berbicara soal ketidaktakutan, Injil berbicara soal ketakutan. Ada tiga kali
kata “takut” disebut. Sama seperti bacaan pertama, ketakutan ini juga
disebabkan karena ketidakpercayaan. Hal ini terlihat pada sikap para murid. Ketika
melihat Tuhan berjalan di atas air, mereka ketakutan karena mengira Ia adalah
hantu (ay. 26). Namun Tuhan Yesus menyakinkan bahwa itu adalah diri-Nya. Di
sini Tuhan Yesus meminta mereka untuk percaya (= tidak perlu takut). Dipertegas
lagi dengan kisah Petrus yang meminta kepada Tuhan Yesus agar ia diperkenankan
berjalan mendekati Dia. Awalnya Petrus berjalan, tapi karena takut ia pun
tenggelam (ay. 30). Karena itulah Tuhan Yesus berkata kepadanya, “Hai orang
yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” (ay. 31). Di sini mau dikatakan bahwa jika para rasul, khususnya Petrus, percaya kepada Yesus, pastilah mereka tidak takut.
Melalui sabda-Nya hari ini Tuhan
hendak mengajari kita soal sikap beriman kepada Tuhan. Salah
satu bentuknya adalah sikap berserah. Kita diajak untuk menyerahkan diri kita
kepada penyelenggaraan Allah. Dengan sikap berserah ini, maka bukan keinginan
kita yang harus terwujud, melainkan kehendak Tuhan. Harun dan Miryam dalam
bacaan pertama, dan para murid dalam Injil mewakili gambaran orang yang tidak
mau berserah. Mereka akhirnya diliput perasaan takut dan iri hati. Tuhan menghendaki
kita untuk menyerahkan hidup kita kepada-Nya. Jangan takut, Dia akan
memperhatikan kita. ***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar