Renungan
Hari Kamis Biasa XXI, Thn B/I
Bac
I 1Tes 3: 7 – 13; Injil Luk 7: 11 – 17;
Dalam bacaan pertama, yang diambil dari surat Paulus yang pertama kepada Jemaat di Tesalonika, Paulus menyampaikan harapannya kepada jemaat itu. Beberapa harapan Paulus adalah ingin bertemu langsung dengan mereka sehingga ia dapat menyampaikan pengajaran iman secara langsung (ay. 10); bertumbuh dalam iman, sehingga kudus dan tak bercacat di hadapan Tuhan (ay. 13). Satu kebanggaan Paulus akan umat adalah hidup iman mereka yang terlihat dari penghayatan cinta kasih (ay. 12).
Injil hari ini berkisah
tentang mujizat Tuhan Yesus membangkitkan putra tunggal seorang janda. Dalam tradisi
Israel waktu itu, seorang janda masuk dalam kelas sosial yang paling rendah. Janda
dalam kisah Injil awalnya mendapat satu pegangan hidup, yaitu anaknya yang
tunggal. Putra tunggal menjadi kebanggakan janda itu. Sayangnya, anaknya itu
meninggal. Dia kehilangan pegangan. Kebanggaannya pun sirna. Namun Tuhan Yesus
membangkitkannya sehingga kebanggaan ibu janda itu kembali bersinar.
Dalam kehidupan, setiap
manusia pasti punya kebanggaan. Masing-masing kita punya sesuatu untuk
dibanggakan. Ada orang meletakkan kebanggaannya itu pada benda-benda duniawi,
kehebatan diri, dan ada pula meletakkannya pada hal-hal rohani. Banyak orang
bangga akan barang-barang duniawi yang dimilikinya berasal dari usahanya
sendiri, ada pula yang melihatnya sebagai anugerah Tuhan. Tak sedikit orang
bangga akan hal-hal rohani, yang berasal dari pencapaian dirinya sendiri, ada
pula yang melihatnya sebagai anugerah Tuhan. Melalui sabda-Nya, Tuhan mengajak
kita untuk merasa bangga akan hal-hal rohani yang merupakan anugerah Tuhan. Hal
ini bertujuan supaya kita tidak jatuh ke dalam kesombongan.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar