Renungan
Hari Sabtu VII, Thn B/I
Bac
I Sir 51: 12 – 20; Injil Mrk 11: 27 – 33;
Sabda Tuhan hari ini mau berbicara kepada kita tentang kebijaksanaan. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Putera Sirakh, penulis mengungkapkan madah syukurnya atas karunia kebijaksanaan yang dia terima. Bagi penulis, kebijaksanaan bagaimana harta yang tak ternilai, sehingga ia akan selalu berjuang mencarinya. Ada rasa sesal jika ia melalaikannya. Di sini penulis ingin mengajak pembacanya untuk juga berusaha mengejar kebijaksanaan dan menghormati mereka yang mengaruniakannya.
Dalam
Injil hari ini kebijaksanaan terlihat pada diri Tuhan Yesus ketika Dia memberi jawaban
kepada imam-imam kepala, para ahli Taurat dan tua-tua. Mereka bertanya tentang
asal kuasa Yesus, yang “membersihkan” Bait Allah dari para pedagang dan penukar
uang. Pertanyaan mereka dijawab dengan pertanyaan soal asal baptisan Yohanes. Para
petinggi agama Yahudi itu tidak mau menjawab, sekalipun mereka tahu, karena
jawaban itu dapat merusak reputasi mereka. Di sini terlihat bahwa demi
kepentingan pribadi, orang rela mengorbankan kebenaran.
Kebijaksanaan
merupakan suatu sikap yang terarah keluar dari diri sendiri. Orang yang
bijaksana adalah orang yang mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan
pribadi; berjuang demi kebenaran sekalipun kebenaran itu menyakitkan diri
sendiri. Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk senantiasa bersikap bijaksana.
Tuhan menghendaki agar kita selalu memperjuangkan kebenaran. Kebijaksanaan tidaklah
berasal dari diri kita sendiri. Dia dapat datang dari siapa saja, meski sumber
utama kebijaksanaan adalah Tuhan. Kita diminta untuk menaruh hormat kepada
mereka yang telah mengajarkan kita kebijaksanaan.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar