Renungan
Hari Kamis Paskah VII, Thn B/I
Bac
I Kis 22: 30, 23: 6 – 11; Injil Yoh 17: 20 – 26;
Perbedaan bisa menjadi bahan konflik yang berujung pada perpecahan, bisa juga menjadi bahan kekayaan yang menyatukan. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari kitab Kisah Para Rasul, terlihat adalah konflik pada kelompok orang yang hendak "membinasakan" Paulus. Tampak jelas bahwa dalam kelompok itu ada perbedaan, yaitu golongan Farisi dan golongan Saduki. Dikisahkan bahwa akhirnya dua golongan ini, yang awalnya bersatu, terpecah (ay. 7, 10). Perpecahan ini terjadi karena masing-masing golongan hanya mementingkan kepentingan golongannya, tidak ada semangat saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada.
Sementara dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus berdoa bagi para murid-Nya dan juga mereka yang percaya oleh pemberitaan para murid (ay. 20), supaya mereka semua bersatu. Harapan bersatu itu bukan lantaran para murid Yesus itu terdiri dari satu jenis saja. Tak bisa dipungkiri bahwa kelompok pengikut Yesus, baik dahulu maupun sekarang, terdiri dari aneka ragam. Artinya, ada banyak perbedaan. Namun, Tuhan menghendaki "supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu." (ay. 22). Kesatuan itu mengambil contoh kesatuan Allah dan Yesus, dimana ada sikap saling menghormati dan mengasihi. Kunci persatuan itu adalah kasih. Karena itulah dalam doa-Nya, Yesus meminta, "supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka..." (ay. 26)
Umat kristiani tidak pernah hanya terdiri dari satu jenis saja. Dalam satu Gereja ada begitu banyak perbedaan, baik itu soal suku, ras, golongan, dll. Sabda Tuhan hari ini mengajak umat untuk melihat perbedaan itu sebagai suatu kekayaan yang membanggakan kita. Sebagai kekayaan, umat dapat hidup rukun dan bersatu padu dalam keragaman. Ini bisa terwujud jika dalam hati umat ada kasih. Kasih adalah perintah utama yang Yesus berikan kepada para pengikut-Nya. Dengan kasih, umat bisa saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada, sehingga dengannya persaudaraan dan kerukunan akan senantiasa terpelihara.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar