Renungan Hari Sabtu
Biasa XXVII, Thn A/II
Bac I Gal 3: 22 – 29; Injil Luk 11: 27 – 28;
Bacaan pertama hari ini diambil dari Surat Paulus kepada Jemaat
di Galatia. Dalam suratnya itu, Paulus menjelaskan bahwa ada tahapan
perkembangan iman. Menurut Paulus, sebelum Yesus Kristus datang manusia berada
dalam tahap Taurat. Manusia berada di bawah pengawalan hukum Taurat. Hukum
Taurat merupakan penuntun bagi umat manusia sampai Tuhan Yesus datang, sehingga
dengannya manusia dibenarkan oleh iman (ay. 24). Dan ketika Kristus sudah datang,
maka umat manusia dapat meninggalkan hukum Taurat itu dan hidup dalam Kristus. Paulus
mengajak agar dengan kedatangan Kristus umat senantiasa mengenakan Kristus. Karena
dengan demikian mereka bukan hanya menjadi keturunan Abraham, melainkan juga
berhak menerima janji Allah (ay. 29).
Tahapan perkembangan iman juga terlihat dalam Injil hari ini.
Dikisahkan bahwa ketika Tuhan Yesus memberi pengajaran kepada orang banyak,
seorang perempuan berseru memuji Yesus. Ia memuji karena terpesona pada
pengajaran Yesus. Akan tetapi, pujian itu bukannya dialamatkan kepada Tuhan
Yesus, melainkan kepada ibu yang telah melahirkan-Nya. Di sini Tuhan Yesus
melihat bahwa perempuan itu masih dalam tahapan duniawi. Karena itu, Tuhan
Yesus mengajak dia dan semua pendengar-Nya untuk beralih kepada tahapan iman:
mendengarkan dan memelihara Firman Allah. Secara tidak langsung Tuhan Yesus mau
mengajak orang banyak agar tidak hanya berhenti pada tahapan duniawi saja, tetapi
juga sampai pada tahapan iman.
Hidup manusia selalu mengalami perkembangan. Ada banyak
tahapan perkembangan dalam hidup manusia. Perkembangan itu selalu terarah
kepada sesuatu yang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Melalui sabda-Nya hari
ini, Tuhan menyadarkan kita bahwa sekalipun kita hidup di dunia, hendaklah kita
juga mengalami perkembangan iman. Tuhan menghendaki agar kita hidup dalam iman meskipun
kita hidup di dunia. Salah satu ciri hidup iman itu adalah kesediaan mendengar
dan melaksanakan sabda Tuhan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar