Renungan Hari Senin
Biasa XXII, Thn A/II
Bac I 1Kor 2: 1 – 5; Injil Luk 4: 16 – 30;
Injil hari ini mengisahkan pertentangan antara Tuhan Yesus
dengan orang sekampung halaman-Nya. Bermula dari pernyataan Yesus bahwa nas
Kitab Suci yang Ia bacakan sudah terpenuhi dalam diri-Nya. Awalnya para
pendengar-Nya membenarkan pernyataan itu. Akan tetapi, melihat latar belakang
diri-Nya orang banyak itu mulai menolak-Nya. Menolak latar belakang Yesus,
berarti juga menolak pewartaan-Nya. Di sini terlihat bahwa orang banyak itu mau
menerima Tuhan Yesus jika latar belakang diri-Nya sesuai dengan harapan dan
pemikiran mereka. Tolok ukurnya adalah dirinya, bukan pada kebenaran atau
kehendak Allah.
Apa yang ditekankan dalam Injil, kembali disuarakan oleh
Paulus dalam bacaan pertama. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus
meminta mereka untuk menerima pewartaannya tanpa terpengaruh oleh latar
belakang dirinya atau pengaruh yang lain. Umat diminta untuk fokus hanya ada
warta keselamatan itu saja, karena pewartaan itu bukan sebatas pewartaan
semata, melainkan didukung oleh kekuatan Roh. Paulus menasehati jemaat untuk
lebih mengutamakan kekuatan Allah daripada hikmat manusia. Dengan kata lain,
umat diminta untuk menerima pewartaan dari para rasul bukan sesuai selera
mereka, melainkan berdasarkan kebenaran dan kehendak Allah.
Seringkali terjadi orang beriman hanya sesuai dengan
seleranya saja. Ada orang akan beriman jika menemukan mujizat dalam hidupnya. Ada
umat yang mau mendengarkan kotbah pastornya jika kotbah itu menyenangkan
hatinya; namun jika kotbah itu mengkritik hidupnya, ia akan membenci pastor itu atau menilai kotbahnya buruk.
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk mengubah pola hidup dan pola pikir seperti
ini. Tuhan menghendaki supaya kita tetap berpegang kepada kebenaran dan
kekuatan Tuhan, sekalipun itu tidak memenuhi selera kita. Kita diajak untuk
beriman sesuai dengan kehendak Allah, bukan mengikuti kemauan pribadi.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar