Kamis, 31 Juli 2014

Renungan Hari Kamis Biasa XVII - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa XVII, Thn A/II
Bac I   : Yer 18: 1 – 6; Injil            : Mat 13: 4753;

Hari ini Tuhan masih menyampaikan pesan-Nya melalui perumpamaan. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Yeremia, ada cerita tentang tukang pembuat periuk dari tanah liat. Dikisahkan bahwa ketika periuk awal rusak atau tidak baik, maka si pembuat akan mengubahnya lagi, mengolahnya kembali sehingga menjadi periuk yang sesuai dengan keinginan si tukang periuk. Bagi Yeremia, kisah ini mau menggambarkan Allah yang senantiasa ingin agar umat-Nya menjadi baik. Seperti tukang periuk, Allah senantiasa memberi kesempatan kepada umat-Nya yang rusak kelakuannya untuk bertobat sehingga menjadi baik dan hidup selaras dengan kehendak Allah.

Injil hari juga menampilkan pengajaran Tuhan Yesus tentang Kerajaan Sorga yang disampaikan-Nya dalam bentuk perumpamaan. Gambaran Kerajaan Sorga dalam perumpamaan itu terlihat seperti pengadilan terakhir, dimana akan diadakan pemisahan antara orang jahat dan orang baik. Orang jahat akan masuk ke alam siksa, sementara orang baik masuk ke dalam kebahagiaan abadi. Dari perumpamaan ini tampak jelas pesan yang mau disampaikan Yesus, yaitu agar umat senantiasa berusaha untuk menjadi ikan yang baik, bahasa lain untuk menjadi manusia baik, yang sesuai dengan kehendak Allah. Karena itu, selalu terbuka pintu tobat bagi mereka yang jahat untuk berubah menjadi baik.

Periuk yang dibuat tukang periuk tak selamanya selalu baik dari awal; pasti ada satu dua yang gagal, dan tukang periuk akan mengolahnya kembali. Ikan yang dijaring nelayan pun tak selalu ikan yang bagus semuanya; pasti ada ikan yang jelek, yang tak sesuai dengan keinginan nelayan. Dalam kehidupan, baik dan buruk itu pastilah selalu ada. Tak semua hal itu baik atau buruk semuanya. Akan tetapi, sabda Tuhan hari ini menyatakan bahwa Tuhan selalu ingin agar kita menjadi baik selalu. Sekalipun kita pernah jadi manusia yang jahat, Tuhan akan berusaha mengolah kembali agar kita menjadi baik. Karena itu, Tuhan menyediakan kesempatan untuk bertobat. Melalui sabda-Nya Tuhan menghendaki agar kita, seperti tanah liat, membiarkan diri dibentuk oleh Tuhan menjadi periuk yang dikehendaki-Nya.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar