Renungan Hari Jumat Biasa
VII, Thn A/II
Bac I : Yak 5: 9 – 12; Injil : Mrk 10: 1 – 12
Injil hari ini memberikan pengajaran Yesus tentang perkawinan.
Yesus menentang perceraian, karena “apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh
diceraikan manusia.” (ay. 9). Di sini mau dikatakan bahwa perkawinan bukan cuma
sekedar urusan manusiawi antara laki-laki dan perempuan yang menikah. Perkawinan
dalam ajaran Yesus memiliki nilai luhur karena Allah terlibat di dalamnya. Allah-lah
yang menyatukan kedua manusia dalam lembaga keluarga. Karena itu, manusia tidak
bisa dengan seenaknya saja membubarkan apa yang sudah dibangun Allah itu.
Secara tidak langsung mau dikatakan bahwa dalam lembaga
perkawinan, pasangan suami isteri mesti melakukan kehendak Allah. Karena Allah
telah menyatukan mereka, maka mereka harus menjaga kesatuan itu. Hal ini
ditekankan juga oleh Rasul Yakobus dalam suratnya. Memang pengajaran Yakobus
tidak secara langsung menyentuh lembaga perkawinan ini, tetapi Yakobus
menyampaikannya secara terbuka. Yakobus juga hendak menjaga kesatuan dan
kerukunan dalam kehidupan. Untuk itu, dia meminta kita untuk tidak
bersungut-sungut dan saling menyalahkan satu dengan yang lain. Kita diminta
untuk meneladani para nabi yang selalu tekun dan setia dalam pengajaran Tuhan. Hal
inilah yang akan mendatangkan kebahagiaan.
Dalam sabda-Nya hari ini Tuhan mengajak kita untuk hidup
berdampingan satu sama lain, baik sebagai sesama saudara maupun sebagai
pasangan suami istri. Untuk itu, Tuhan menghendaki supaya kita melaksanakan
kehendak Allah dengan tekun dan setia. Setiap menghadapi persoalan hidup, kita
janganlah hanya menggerutu atau mengeluh dan saling mempersalahkan. Sikap suka mengeluh
dan saling mempersalahkan dapat menjadi benih perpecahan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar