Renungan Hari Senin Pekan Biasa XXX B/II
Bac I Ef 4: 32 – 5: 8 ; Injil Luk 13: 10 – 17
Hari ini Injil mengisahkan tentang Yesus yang menyembuhkan seorang ibu yang 18 tahun sakit akibat dirasuki roh pada hari sabat. Ibu itu tidak memintanya pada Yesus. Yesus sendirilah yang tergerak oleh belas kasihan langsung menyembuhkan ibu itu. Dasar tindakan Yesus adalah belas kasih dan kebaikan pada sesama.
Namun hari itu adalah hari sabat, hari yang dikuduskan oleh orang Yahudi. Konsepnya: hari sabat orang tidak boleh melakukan aktivitas. Dan seperti biasa, tindakan Yesus ini menimbulkkan konflik. Kepala rumah ibadat (dan tentu juga kaum farisi dan ahli taurat) merasa gusar dan marah.
Konflik ini disebabkan karena kepala rumah ibadat hanya memegang konsep dan ingin mempertahankan konsep: sabat sebagai sabat. Sedangkan Yesus mengusung nilai kebaikan dan belas kasih pada kemanusiaan. Kebaikan dan belas kasih pada manusia tidak biasa dibatasi oleh sebuah konsep atau aturan. Ia mengatasinya.
Banyak dari kita yang terlalu kaku dan terpaku pada aturan atau konsep sehingga mengalahkan nilai-nilai kemanusiaan lainnya. Contoh, ada seorang guru di sekolah A. Ia begitu kaku dengan konsep sekolah. Baginya sekolah A itu adalah sebatas areal di dalam pagar/tembok sekolah. Ketika ada murid merokok di luar pagas/tembok sekolah, guru ini tenang-tenang saja. Ia tidak menegur murid itu karena mereka merokok di luar sekolah. Larangan hanya berlaku di dalam sekolah.
Sabda Yesus hari ini mau mengajak kita untuk bisa menyikapi aturan atau sebuah konsep. Janganlah sebuah aturan atau konsep mengalahkan nilai-nilai kemanusiaan. Atau dengan kata lain, janganlah nilai-nilai kemanusiaan dikorbankan demi sebuah konsep.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar