Jumat, 28 Juni 2024

RENUNGAN HARI JUMAT BIASA XII - THN II

Renungan Hari Jumat Biasa XII, Thn II

Bac I 2Raj 25: 1-12; Injil         Mat 8: 1-4

Injil hari ini melanjutkan bacaan Injil kemarin. Dalam Injil kemarin dikatakan bahwa Yesus selesai dengan pengajarannya. Rangkaian pengajaran Yesus dalam bab 5 – 7 dikenal dengan Sabda di Bukit, karena Yesus menyampaikan pengajarannya di atas bukit. Hal itu terlihat dalam ayat 1 Injil hari ini: Setelah Yesus turun dari bukit,…..

Apa yang terjadi setelah Yesus turun dari bukit? Diceritakan bahwa Yesus berjumpa dengan seorang kusta yang menyembah Yesus dan memohon, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” (ay. 2) Dan selanjutnya penginjil Matius mengisahkan Yesus menjamah orang itu dan kemudian menyembuhkannya (ay. 3).

Apa yang menarik dari kisah ini? Di sini Yesus mau menunjukkan implementasi dari pengajaran-Nya. Yesus mempraktekkan apa yang disampaikan kepada orang banyak di bukit. Di bukit Yesus mengajarkan “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur” (Mat 5: 4), setelah turun dia mendekati dan menjamah orang kusta dan menjamahnya. Jaman dulu orang kusta selalu disingkirkan. Menjamah berarti menjadi najis. Di sini Yesus sekaligus mewujudkan kasih yang disampaikan-Nya di bukit. Tidak hanya mengasihi orang yang mengasihi-Nya (Mat 5: 46). Selain itu, Yesus mempraktekkan ajarannya tentang menghakimi (Mat 7: 1-5). Dulu orang Yahudi memvonis orang kusta adalah orang berdosa, dikutuk Allah, dan lain sebagainya. Namun Yesus tidak berpikiran seperi itu. dia malah mengasihi orang kusta itu. Di sini lewat sabda-Nya tuhan menghendaki supaya kita senantiasa mewujudkan apa yang kita ucapkan dalam Tindakan nyata.

by: adrian

MENGKRITISI LOGIKA "BUNDA MARIA BERDOSA"


 Tidak hanya islam yang suka mencampuri ajaran orang lain. Orang protestan juga tak mau ketinggalan. Sering kita dengar para pendetanya menyentil ajaran agama katolik. Mungkin mereka mau mengoyahkan iman umat katolik sehingga beralih ke protestan. Salah satu ajaran yang disentil adalah Bunda Maria berdosa. Untuk menguatkan argumentasinya, biasanya mereka menggunakan ayat kitab suci. Video berikut ini mencoba mengkritisi logika mereka.

Jumat, 21 Juni 2024

ALLAH YANG GAGAL PAHAM#3


 

Harus jujur diakui bahwa salah satu ciri allah islam adalah suka mencampuri dan memperkarakan ajaran agama lain. Selain itu juga allah islam ini juga doyan mengomentari pernyataan-pernyataan umat agama lain, yang tidak jelas kapasitasnya. Persoalannya, apa yang dilakukan allah islam ini bukan mau menunjukkan kehebatannya, tetapi justru kebodohannya. Karena dalam banyak hal terlihat jelas kalau allah islam ini gagal paham. Video berikut mencoba menjelaskannya

Selasa, 18 Juni 2024

Mari Hormati Ajaran Agama Lain. Jangan Paksa Orang untuk Toleran


 Menanggapi fatwa MUI tentang salam lintas agama, banyak postingan di media sosial yang menampilkan toleransi umat beragama. Di NTT, ketika ada perarakan patung Bunda Maria, seorang ibu berjilbab (muslimah) maju dan mengalungkan selendang ke patung tersebut. Di lain tempat, dalam ibadah kristen, seorang cewek berjilbab (muslimah) ikut menyanyikan lagu puji-pujian. Banyak orang bangga dengan kejadian ini dan mengatakan inilah wujud toleransi. Namun perlu disadari, ketika toleransi itu terwujud, saudara-saudari kita muslim sudah melanggar kewajiban islamnya. Hal ini sepertinya tidak disadari oleh kaum non islam. Karena itu, kewajiban bagi umat non islam untuk mengingatkan temannya yang islam untuk menjalankan kewajiban agamanya. Jangan buat dia mengabaikan kewajiban agamanya demi toleransi.

Jumat, 14 Juni 2024

ALLAH YANG GAGAL PAHAM#2


 Sudah jadi rahasia umum kalau salah satu ciri allah islam adalah suka mencampuri dan memperkarakan ajaran agama lain. Selain itu juga allah islam ini juga doyan mengomentari pernyataan-pernyataan umat agama lain, yang tidak jelas kapasitasnya. Persoalannya, apa yang dilakukan allah islam ini bukan mau menunjukkan kehebatannya, tetapi malah kebodohannya. Karena dalam banyak hal terlihat jelas kalau allah islam ini gagal paham. Video berikut mencoba menjelaskannya

Rabu, 12 Juni 2024

RENUNGAN HARI RABU BIASA X, THN II

Renungan Hari Rabu Biasa X, Thn II

Bac I 1Raj 18: 20-39      ; Injil Mat 5: 17-19

Kerap terdengar terkait dengan Tuhan Yesus muncul istilah atau gelar yang mengaitkan-Nya dengan sosok tokoh Perjanjian Lama. Misalnya, Yesus disebut sebagai Adam Baru, Musa Baru atau Elia Baru. Dan masih banyak contoh lainnya. Bacaan liturgi hari ini hendak memberitahu kita kenapa Yesus disebut sebagai Elia Baru.

Bacaan pertama hari ini menceritakan kisah tentang Nabi Elia yang membebaskan bangsa Israel dari cengkeraman pengaruh Baal. Dari pernyataan Elia (ay. 21) terlihat jelas kalau umat Israel tidak setia lagi kepada Allah, yang telah membebaskan mereka dari penindasan Mesir. Mereka sudah “berlaku timpang dan bercabang hati.” Hati mereka sudah terpaut pada Baal. Karena itulah Elia tampil untuk mengembalikan mereka kepada Allah, diadakanlah “perang” antara Elia seorang dengan 450 imam/nabi Baal, dan kemenangan ada di pihak Elia sehingga umat Israel kembali kepada Allah. Mereka akhirnya berseru, “TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!” Seperti Elia yang membebaskan umat Israel dari pengaruh Baal dan menghantar umat itu kembali kepada Allah, demikian halnya dengan Tuhan Yesus. Dia membebaskan umat manusia dari belenggu dosa yang telah merusak relasi manusia dengan Allah dan menghantar umat itu kembali kepada Allah.

Tidak hanya soal pembebasan saja identifikasi Yesus dengan Elia, melainkan soal penggenapan Hukum Taurat. Kata “penggenapan” ini tidak hanya dipahami sebagai pemenuhan atau penyempurnaan, tetapi dalam konteks kita dipahami dengan membuat genap. Dengan frasa “membuat genap” berarti sebelumnya ada yang ganjil atau belum genap. Dengan kata lain, sebelumnya ada yang kurang, karena itulah perlu digenapi. Dan itulah yang dilakukan Elia dan juga Yesus, sehingga Dia disebut sebagai Elia Baru. Pada masa Elia yang kurang atau yang ganjil itu adalah ketidak-setiaan bangsa Israel, sedangkan pada masa Yesus keganjilan itu adalah penerapan Hukum Taurat itu sendiri. Ada banyak aturan dijalankan tidak sesuai lagi dengan Hukum Taurat, tetapi dikatakan itulah Hukum Taurat.

Apa pesan Tuhan kepada kita lewat sabda-Nya hari ini. Satu hal yang menarik untuk kita renungkan adalah pola identifikasi. Sebagaimana Yesus yang mengikuti Elia menjadi Elia baru, demikian pula halnya kita. Diharapkan agar kita, yang memang sebagai pengikut Yesus, harus menjadi Yesus yang baru. Jadi, seperti Yesus sebagai tokoh pembebas, demikian pula kita dapat membebaskan saudara-saudari kita dari belenggu dosa, penderitaan atau dukacita. Atau juga dengan berusaha dengan setia menerapkan perintah-Nya dan juga aturan Gereja, bukan dengan menawarkan aturan pribadi dengan mengatas-namakan aturan Gereja.

by: adrian

Sabtu, 08 Juni 2024

Polemik Fatwa Haram Ucapan Salam Lintas Agama


 MUI mengharamkan ucapan salam lintas agama. Ini didasarkan pada ijtima ulama yang diselenggarakan di Bangka beberapa hari yang lalu. Yang hadir dalam ijtima ulama itu bukanlah orang sembarangan. Mereka ahli dalam ajaran agama, paham bahasa arab dan ilmu fikih. Jadi, yang mereka katakan itu sudah sesuai dengan ajaran islam. Dengan kata lain, itulah islam yang sebenarnya. Jadi, jika ada umat islam yang tidak setuju dengan fatwa itu, baiknya tanggalkan saja jubah islamnya. Bagaimana mungkin ada orang mengaku islam tapi tak melaksanakan ajaran agamanya?

Jumat, 07 Juni 2024

ALLAH YANG GAGAL PAHAM#1


 Salah satu ciri allah islam adalah suka mencampuri dan memperkarakan ajaran agama lain. Selain itu juga allah islam ini juga doyan mengomentari pernyataan-pernyataan umat agama lain. Persoalannya, apa yang dilakukan allah islam ini bukan mau menunjukkan kehebatannya, tetapi malah kebodohannya. Karena dalam banyak hal terlihat jelas kalau allah islam ini gagal paham. Video berikut mencoba menjelaskannya

Rabu, 05 Juni 2024

Umat Beragama Non Islam Jangan Campuri Ajaran Islam, Umat Islam Boleh


 Ijtima ulama Komisi Fatwa MUI menghasilkan panduan hidup antarumat beragama. Dalam panduan itu ada satu prinsip, yaitu Antar Umat Beragama Tidak Boleh Mencampuri Ajaran Agama Lain. Orang yang masih punya akal budi tentulah akan membaca lain pernyataan tersebut. Mereka akan mengatakan umat agama non islam jangan campuri ajaran agama islam, tapi umat islam boleh mencampuri ajaran agama lain. Alasan mengatakan demikian karena bagaimana mungkin umat islam tidak mencampuri ajaran agama lain sementara allahnya sendiri melakukan hal tersebut.

Senin, 03 Juni 2024

Fakta Di Balik Panduan Hidup Antarumat Beragama Hasil Ijtima Ulama Komisi Fatwa se Indonesia VIII


 Jika tidak membaca dengan kritis hasil ijtima ulama ini, tentulah kita akan kagum dengan Panduan Hidup Antarumat Beragama. Seolah-olah islam agama yang toleran. Tapi kalau kita membandingkan rumusan panduan itu dengan cacatan hidup islam selama ini dan juga sumber utama islam, yaitu alquran, maka akan ditemui jauh panggang dari api.