Renungan
Peringatan St. Marta, Maria, Lazarus
Bac I
1Yoh 4: 7 16; Injil Luk 10: 38 – 42
Hari ini Gereja Semesta
memperingati orang kudusnya, yakni Marta, Maria dan Lazarus. Mereka bertiga
bersaudara. Namun Injil hari ini lebih menceritakan kisah Marta dan Maria. Diceritakan
bahwa suatu hari Yesus dan para murid-Nya tiba di rumah Marta dan Maria (ay.
38). Tidak muncul nama Lazarus. Tidak dijelaskan berapa banyak murid Yesus yang
ikut hadir saat itu sehingga menimbulkan kesan Marta merasa kewalahan melayani
mereka sehingga dia meminta Yesus untuk menyuruh Maria membantunya (ay. 40). Ada
kemungkinan Marta merasa iri hati dengan saudarinya itu. Dia melihat Maria
duduk dekat kaki Yesus dan mendengarkan perkataan Yesus (ay. 39), sementara
dirinya “kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara” (ay. 41). Yesus
menegaskan bahwa apa yang dilakukan Maria, itulah yang terbaik. Yesus tidak
mempermasalahkan apa yang dikerjakan Marta melainkan apa yang dikuatirkannya
sehinga dia menyusahkan diri dengan banyak perkara. Yang terbaik itu adalah duduk
dekat Yesus dan mendengarkan-Nya.
Jika membandingkan dengan
bacaan pertama hari ini, apa yang terjadi pada Maria hendak menunjukkan adanya
kasih. Kedekatan Maria dan Yesus menggambarkan adanya kasih itu. Karena orang
yang mempunyai kasih akan melihat Allah (bdk. ay. 12-13). Maria dekat dengan
Allah sehingga tidak hanya bisa melihat melainkan mendengarkan-Nya. Terlihat jelas
kalau Maria tidak mau disibukkan dengan kekuatiran dan banyak perkara yang
menyusahkan. Baginya pilihannya adalah tetap berada dalam kasih (baca: Yesus), karena
dengan demikian dia berada dalam Allah dan Allah dalam dirinya (bdk. ay. 16).
Rasul Paulus pernah memberikan
pengajaran 3 keutamaan teologal, yaitu iman, harapan dan kasih. Yang paling
besar (atau paling penting atau paling baik) di antaranya adalah kasih (1Kor
13: 13). Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk berani mengambil keputusan dalam
hidup ini, yaitu dengan mengamalkan perintah kasih. Agama Kristen sudah
diidentikkan sebagai agama kasih, karena Tuhannya sudah memberi perintah kasih
sebagai perintah utama dan Tuhannya sendiri adalah wujud kasih Allah. Karena itu,
sangatlah miris jika ada orang Kristen, yang masih sibuk dengan kekuatiran dan
menyusahkan hidupnya dengan banyak perkara. Pengikut Kristus harus berani
mengambil sikap seperti Maria, dengan mendahulukan hidup bersama Tuhan.
by: adrian